Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Jangan cemas, memori rasa takut bakal berubah seiring waktu

JAKARTA (ANTARA) – Studi baru yang diterbitkan di Nature Communications mengungkap mekanisme di balik dua efek berlawanan dari memori rasa takut, yakni ketidakmampuan melupakan namun kesulitan mengingat.

Seperti dilansir Medical, namun seiring berjalannya waktu ia menggabungkan ingatan episodik dengan garis waktu yang sangat spesifik.

Para peneliti melakukan eksperimen menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) dan algoritma pembelajaran mesin untuk melacak aktivitas otak sementara peserta mengalami simulasi peristiwa yang mengancam, seperti kecelakaan mobil.

Mereka menemukan bahwa segera setelah peristiwa yang menimbulkan rasa takut, otak membangun memori asosiatif, dan mengintegrasikan rasa takut tersebut terlepas dari urutan kejadiannya.

Namun, keesokan harinya korteks prefrontal dorsolateral mengambil alih peran yang awalnya dipimpin oleh hipokampus untuk mengintegrasikan rangkaian peristiwa ke dalam memori rasa takut, sehingga mengurangi cakupan rasa takut.

Studi ini juga menunjukkan bahwa orang dengan kecemasan tinggi, yang berisiko tinggi terkena PTSD (gangguan stres pasca trauma), mungkin mengalami kesulitan dalam mengkonsolidasikan ingatan tersebut.

Otak mereka menunjukkan lemahnya integrasi memori episodik berbasis waktu di seluruh korteks prefrontal dorsolateral, yang dapat menyebabkan ketakutan yang terus-menerus dan ekstrem terkait dengan gejala konsolidasi.

Pemahaman ini membuka jalan baru untuk intervensi PTSD dengan menargetkan kemampuan otak untuk mengkonsolidasikan ingatan episodik setelah trauma.

“Temuan kami mengungkap aspek yang sebelumnya tidak diketahui tentang bagaimana otak memprioritaskan dan memproses ingatan rasa takut,” kata penulis utama Dr. Aurelio Cortese dari Advanced Telecommunications Research Institute (ATR).

Sementara itu, penulis terakhir, Dr. Ai Koizumi dari Sony Computer Science Laboratories, Inc. dan menambahkan: “Penyeimbangan kembali antar wilayah otak yang bergantung pada waktu ini mungkin menjelaskan mengapa beberapa orang mengembangkan PTSD sementara yang lain tidak.”

Hasil penelitian ini berpotensi untuk mendefinisikan kembali pemahaman PTSD dan pemrosesan memori rasa takut. Hal ini berarti memberikan ide-ide baru untuk mengembangkan intervensi yang efektif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *