JAKARTA (Antara) – Bagi Spanyol, pentas dunia MotoGP 2024 diwarnai suka dan duka.
Bangsa Spanyol patut bergembira karena pada 17 November 2024, salah satu putranya, Jorge Martin, dinobatkan sebagai Juara Dunia MotoGP 2024.
Martin yang merupakan juara dunia MotoGP 2022 dan 2023 mampu mengalahkan pembalap Italia Francesco Bagnaia untuk memberikan sedikit kelegaan bagi Spanyol dari kesedihan akibat banjir dua pekan lalu.
Dua minggu lalu, pada 29-30 Oktober 2024, 226 orang kehilangan nyawa akibat banjir dahsyat di dan sekitar kota Valencia, Spanyol, yang menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 342 juta dolar.
Sirkuit MotoGP Valencia pun mengalami kerusakan dan putaran MotoGP dipindahkan ke kota Barcelona, Catalan.
Pihak penyelenggara kemudian mengangkat tema balapan ‘GP Solidaritas Barcelona 2024: Balapan untuk Valencia’ dengan mendedikasikan hasil penjualan tiket kepada para korban. Membeli tiket MotoGP berarti hadiah untuk Valencia.
Banjir akibat Topan Dana tidak disangka-sangka oleh masyarakat awam. Badan Meteorologi Nasional Spanyol (Aemet) mencatat curah hujan di wilayah Valencia berada di atas normal atau setara dengan curah hujan setahun hanya dalam delapan jam.
Puncak curah hujan sebesar 491 mm setara dengan jumlah air 491 liter per meter persegi. Curah hujan ini termasuk dalam kategori hujan deras (jam > 150 mm).
Akibatnya, bahaya banjir tidak bisa dihindari. Dalam sekejap, wilayah Valencia bagaikan danau besar yang menelan jalan dan rumah.
Citra satelit Landsat 9 dari Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) yang dioperasikan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) memantau kawasan banjir sebelum dan sesudah banjir.
Dalam citra satelit, wilayah bencana terlihat di sekitar laguna Albofra. Aliran air dari atas ke bawah begitu deras hingga menutupi sebagian besar sungai di Alzira.
Daerah yang terkena dampak banjir seperti Andalusia, Murcia dan Valencia, pemasok produk pertanian ke pasar Eropa, terendam banjir.
Spanyol merupakan negara dengan lahan pertanian terluas di Eropa. Pada musim normal, negara membutuhkan banyak air untuk menunjang kawasan pertanian.
Namun ketika terjadi banjir besar, tanah tidak mampu menampung air lagi.
Spanyol sangat bergantung pada wilayahnya. PBB memperkirakan 74 persen wilayah Spanyol merupakan gurun dan 18 persennya berupa gurun pasir.
Dua bulan sebelum banjir, saluran YouTube bernama Geography memperingatkan bahwa wilayah Spanyol akan hancur akibat proses penggurunan.
Tujuan dari degradasi lahan adalah untuk merusak lahan. Hal ini merupakan proses penurunan kesuburan dan kualitas serta kapasitas lahan.
Degradasi tanah mengancam penghidupan di lahan pertanian. Pada awalnya Spanyol merupakan kebun tanaman tahunan yang tidak membutuhkan banyak air, seperti zaitun, jeruk, dan anggur.
Saat ini lahan-lahan tersebut sebagian besar telah diubah menjadi lahan pertanian untuk tanaman pangan musiman yang membutuhkan banyak air. Spanyol memenuhi kebutuhan ini melalui saluran irigasi.
Kebutuhan air bersih di Spanyol meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perluasan lahan pertanian musiman.
Desain yang tidak tepat berarti ketika terjadi badai, tanah tidak dapat menyerap air ke dalam tanah atau mencegah air meluap ke luar jaringan drainase.
Kondisi di Spanyol bagian atas yang mengalami perubahan besar, diperparah dengan hujan deras yang turun dan menimbulkan banjir.
Negara di Indonesia
Banjir juga bisa sering terjadi di Indonesia. Tanah di Indonesia didominasi oleh tanah vulkanik muda khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera, sedangkan wilayah di Kalimantan merupakan wilayah tektonik yang terbentuk dari tanah liat dan pasir di bawah permukaan dan di dataran rendah Zaitun.
Pada awalnya sebagian besar lahan tersebut merupakan hutan, khususnya Pulau Kalimantan yang dulunya merupakan hutan tropis dan dikenal sebagai paru-paru dunia.
Daerah yang dulunya merupakan hutan tropis sering mengalami curah hujan yang tinggi.
Jika hutan primer masih hijau dan berfungsi dengan baik sebagai keseimbangan alam, maka risiko banjir akibat curah hujan yang berlebihan dan normal dapat dihindari.
Saat ini luas hutan primer semakin berkurang akibat perubahan lahan. Hutan sekunder yang ada tidak mampu lagi menanggung beban alam jika curah hujan melebihi normal.
Laju perubahan lahan di dataran tinggi juga sama. Jika manusia, pengelola lahan, mengabaikan kerusakan lingkungan, maka bisa saja terjadi banjir di kemudian hari.
Selain itu, pada bulan Januari hingga Maret 2025, La Niña diperkirakan akan tiba di Indonesia, yaitu musim hujan, sehingga dapat dilakukan persiapan pencegahan bencana.
Pertanian, budidaya tanaman pangan, pengembangan kawasan pemukiman, perdesaan, perkotaan, dan industri hendaknya dirancang sesuai prinsip lingkungan hidup guna menjaga kelestarian lingkungan.
Manusia seringkali melupakan sejarah tanah tersebut sebelum mengubahnya, sehingga alam memulihkannya dengan caranya sendiri.
Poin dan pembelajaran penting yang dapat dipetik dari kasus banjir Spanyol adalah pentingnya memahami sejarah tanah sebagai alat untuk menjaga kualitas dan kemampuan tanah dalam mengubah fungsinya.
Kemudian pengembangan lahan pertanian, pemukiman, perdesaan, perkotaan bahkan kawasan industri harus terus dijaga demi kelestarian vegetasi disekitarnya setiap tahunnya.
Maka penting untuk mempercepat perbaikan dan pemulihan secara parsial dan terukur. Dan menghindari kebijakan perubahan lingkungan yang luas dan tiba-tiba.
Pengalihan lahan sebaiknya dilakukan secara bertahap sesuai dengan daya dukung lahan dan lingkungan setempat serta perkembangan kawasan lindung. Dengan bantuan pembelajaran ini, kejadian di masa depan dapat dicegah.
*) Penulis adalah peneliti pada Pusat Penelitian Tanaman Pangan BRIN.
Leave a Reply