Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Penyebab keluarnya cairan oranye semasa keputihan

Jakarta (ANTARA) – Cairan atau lendir yang dikeluarkan dari vagina saluran reproduksi wanita pada umumnya berwarna bening, putih atau putih pucat atau agak kuning dengan konsistensi berbeda-beda.

Namun, ada kalanya cairan atau lendir yang keluar dari keputihan berwarna tidak biasa, seperti merah muda atau oranye.

Seperti dikutip Popsugar, Senin (2/12), dokter spesialis kebidanan dan kandungan bersertifikat Renita F. White, MD, mengatakan keputihan berwarna oranye biasanya tidak normal, meski mungkin bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

“Meskipun tidak ada yang perlu dikhawatirkan, yang terbaik adalah menemui dokter untuk mengetahui apa yang mungkin terjadi,” kata advokat kesehatan wanita dan anggota The Honey Pot Heartbeat Panel.

Dia berbagi beberapa penyebab paling umum dari keputihan berwarna oranye, termasuk infeksi vagina, implantasi, dan pendarahan tidak teratur.

“Keputihan berwarna oranye bisa menjadi tanda infeksi vagina,” kata Dr White.

Menurutnya, infeksi vagina yang berhubungan dengan keputihan berwarna oranye adalah trikomoniasis dan bakterial vaginosis (BV).

Menurut Mayo Clinic, BV cenderung menimbulkan bau khas, gatal, dan perih saat buang air kecil, sedangkan trikomoniasis dapat menyebabkan nyeri saat buang air kecil atau berhubungan badan, kemerahan pada alat kelamin, rasa terbakar, dan gatal.

Keputihan juga bisa disebabkan oleh pendarahan implantasi, yaitu bercak yang terjadi saat sel telur yang telah dibuahi menempel pada rahim, biasanya 10 hingga 14 hari setelah ovulasi, menurut Klinik Cleveland.

Perdarahan ringan ini biasanya berwarna merah muda atau coklat, namun bisa juga sedikit oranye. Keputihan berwarna oranye akibat pendarahan implantasi biasanya tidak berbau menyengat atau tidak sedap.

Pendarahan menstruasi yang tidak teratur dan infeksi gonore, klamidia atau trikomoniasis juga dapat menyebabkan keluarnya cairan berwarna oranye, kata Dr White.

Keputihan berwarna oranye yang keluar setelah haid lebih dari satu siklus bisa terjadi karena darah akhir siklus haid bercampur dengan keputihan normal sehingga menghasilkan warna yang berbeda.

Jika Anda mengira keputihan Anda disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang tidak teratur, namun Anda tidak yakin apa penyebabnya, sebaiknya Anda mewaspadai gejala tidak biasa lainnya yang muncul, seperti bau tidak sedap, nyeri, atau iritasi mendadak.

Perawatan untuk keputihan pada akhirnya tergantung pada penyebabnya, kata Dr. Putih.

Keputihan yang disebabkan oleh infeksi bakteri biasanya diobati dengan antibiotik. Jika penyebabnya adalah infeksi jamur, obat antijamur bisa digunakan untuk mengobatinya.

“Jika penyebabnya adalah pendarahan yang tidak teratur, dokter mungkin akan melakukan evaluasi untuk mengetahui penyebab pendarahan tersebut. Ini akan membantu menentukan pengobatan,” kata Dr. White.

Jenis evaluasi ini mungkin mencakup pemeriksaan fisik dan panggul, serta tes darah untuk menyingkirkan kemungkinan adanya infeksi.

Meskipun keputihan berwarna oranye tidak selalu merupakan tanda adanya masalah kesehatan, kata Dr. White menyarankan agar wanita yang mengalaminya berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk mengetahui penyebab pastinya dan mencari pengobatan jika diperlukan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *