JENEWA (ANTARA) – Juru Bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Jens Larke, Jumat (1 November), mengatakan tidak ada indikasi akan terjadi pembicaraan antara Hizbullah, Lebanon, dan Israel, meski PBB mengetahui adanya proses politik tertentu.
“Jawaban singkatnya adalah tidak, tapi bukan berarti tidak ada tanda-tandanya. Hal ini karena kita tidak dapat melacak dan mengamatinya secara sistematis… Kita tahu bahwa proses politik berlangsung secara bersamaan. Tentu saja kami menginginkan ini.” Biarkan hal itu terjadi karena pada akhirnya “kami ingin konflik ini berakhir,” kata Laerke pada konferensi pers di Jenewa ketika ditanya apakah ada upaya perundingan.
Awal pekan ini, portal berita Ynet, mengutip pejabat senior Israel, melaporkan bahwa Israel secara aktif merundingkan gencatan senjata dengan Lebanon dengan partisipasi Amerika Serikat (AS) dan tertarik agar Rusia memainkan peran khusus dalam menegakkan perjanjian tersebut di masa depan.
Sejak 1 Oktober, Israel melancarkan operasi darat terhadap pasukan Hizbullah di Lebanon selatan, sambil terus melancarkan serangan udara.
Meskipun mengalami kekalahan, Hizbullah terus melawan pasukan Israel di darat dan menembakkan rudal melintasi perbatasan.
Israel mengatakan tujuan utamanya adalah menciptakan kondisi bagi kembalinya 60.000 warganya yang melarikan diri dari pemboman di bagian utara negara itu.
Sumber: Sputnik-OANA
Leave a Reply