Jakarta (ANTARA) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menargetkan tingkat partisipasi swasta dalam riset dan inovasi di Indonesia minimal 30 persen pada tahun 2029.
Peran swasta akan meningkat dari 16 persen pada tahun 2021 menjadi 21 persen pada tahun 2023.
“Kami juga ingin meningkatkan partisipasi sektor swasta minimal 30 persen pada tahun 2029 agar penelitian sektor swasta dapat terus berkembang dan menghasilkan produk-produk inovatif. Agar produk dari Indonesia bisa bersaing,” kata wakil peneliti. dan Pusat Inovasi BRIN Agus Haryono pada seminar “Menjelajahi Stagnasi Ekonomi di Tengah Perubahan Politik dan Global” di Gedung BRIN Sukabumi, Rabu.
Saat ini, riset dan inovasi di dalam negeri masih bergantung pada sektor pemerintah. nyatanya di negara-negara maju Belanja penelitian swasta lebih menonjol: Korea Selatan, misalnya, memiliki 77 persen anggaran penelitiannya dari sektor swasta dan sisanya dari pemerintah.
Sedangkan di Indonesia, hingga tahun 2023 pemerintah hanya menerima 21 persen dan 79 persen. Capaian belanja penelitian sektor swasta relatif rendah dibandingkan beberapa negara Asia Tenggara.
“Kita sebenarnya berada di atas Myanmar, Laos, Kamboja. Kita masih kalah dibandingkan Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Thailand. “Mereka lebih proaktif dan personal dalam melakukan penelitian,” ujarnya.
Dalam hal ini, dia menegaskan hal itu Fungsi utama BRIN adalah mendorong sektor swasta untuk berinvestasi dalam penelitian dan inovasi. Menjadikan produk yang dihasilkan Indonesia lebih berdaya saing.
“Semoga Indonesia semakin maju dan menjadi negara berdaya saing tinggi melalui kegiatan riset dan inovasi,” kata Agus.
Leave a Reply