Jakarta (Antara) – Pemerintah Kota Jakarta Timur menggelar rapat koordinasi penyelesaian konflik yang melibatkan kelompok masyarakat dan mahasiswa setempat.
Rakor tersebut dihadiri anggota kepolisian, Badan Narkotika Nasional Kota Jakarta Timur (BBN), Satpol PP, dan pimpinan sejumlah kota. Rapat koordinasi tersebut dipimpin Gubernur Jakarta Timur M Anwar di ruang Wali Kota Jakarta Timur Pulogebang Kakung, Selasa.
Rapat koordinasi tersebut digelar pada Senin malam (18/11) usai bentrokan adu mulut antara warga Kampung Singap, Duren Sawit, dan Pulogadung Siping Jagal. Bahkan, pada Minggu (10/11), aksi serupa dilakukan seorang pemuda yang tewas tertabrak kereta api.
Forkopimco (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) yang difasilitasi Wali Kota Jakarta Timur membahas cara mengendalikan konflik di Jakarta Timur, kata Kepala Satpol PP Budi Novia, yang turut serta dalam rakor tersebut.
Menurut dia, konflik ini serius dan perlu penanganan lebih baik yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL-PP) Pak Budi Novian saat jumpa pers usai rapat koordinasi konflik yang digelar di Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Selasa (19/11/2024). ANTARA/Syaiful Hakim
Dalam jangka pendek, pihaknya bekerja sama dengan pihak kepolisian dan perangkat daerah (kepala desa dan lurah) untuk memberikan keamanan di kawasan konflik seperti Jalan I Gusti Ngurah Rai.
Di sana terjadi perkelahian pada Senin malam (18/11) antara warga Kebon Singkong, Duren Sawit dan Siping Jagal, Pulogadung.
“Ini untuk mencegah masyarakat berkelahi. Kalau ada tanda-tanda (pemukulan), segera lapor agar penanganannya lebih baik,” kata Budi.
Ia juga menyayangkan mereka harus fokus pada pendidikan karena keterlibatan generasi muda (di bawah 16 tahun) dalam konflik yang terjadi belakangan ini.
“Mereka sangat berani dan bisa sedikit kejam ya, mereka akan saling berhadapan dengan senjata tajam tanpa rasa takut, tanpa ampun,” ujarnya.
Leave a Reply