Jakarta (ANTARA) – Dokter spesialis penyakit dalam RSUI dr. Livy Bonita, Sp.PD memaparkan berbagai jenis diabetes, yaitu penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang biasanya mempengaruhi kualitas hidup penderitanya.
“Sebenarnya diabetes itu ada banyak jenisnya, entah itu diabetes tipe 1, tipe 2, gestasional, atau diabetes tipe lainnya.” Namun yang paling banyak terjadi adalah diabetes tipe 2 yang menyumbang 90-95 persen dari seluruh kasus diabetes di dunia,” ujarnya saat seminar online, Rabu.
Diabetes tipe 1 disebabkan oleh proses autoimun yang merusak sel-sel pankreas. Kondisi tersebut menyebabkan tubuh kekurangan insulin sehingga penderitanya harus mengandalkan suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula darah.
Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada usia muda, bahkan pada anak-anak, kata Levy.
Pada saat yang sama, diabetes tipe 2 sering terjadi. Pada tipe ini, tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin atau menggunakan insulin secara efektif.
Insulin merupakan hormon yang fungsinya mengontrol metabolisme gula darah sehingga gula dalam darah yang bersirkulasi masuk ke dalam sel-sel tubuh untuk diolah dan menjadi sumber energi. “Jika insulin tidak cukup, tubuh tidak dapat menggunakan gula dalam darah, gula bersirkulasi, dan terjadilah diabetes,” jelas Levy.
Faktor risiko diabetes tipe 2 antara lain obesitas, kurang aktivitas fisik, dan kebiasaan gaya hidup tidak sehat seperti konsumsi gula berlebihan.
Meski dulunya lebih sering terjadi pada orang dewasa, diabetes tipe 2 sering kali dimulai pada usia muda, terutama pada orang yang mengalami obesitas.
“Diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada usia dewasa, namun trennya sekarang mulai terjadi pada usia yang lebih muda, termasuk orang di bawah 40 tahun,” kata Leavy.
Diabetes gestasional adalah diabetes yang berkembang selama kehamilan. Meski bisa diobati setelah melahirkan, kondisi ini meningkatkan risiko ibu terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari.
Selain itu, ada juga jenis diabetes lainnya, seperti diabetes yang disebabkan oleh obat-obatan tertentu atau diabetes monogenik yang langka.
Pencegahan dan penanganan diabetes penting untuk menghindari komplikasi yang mengancam jiwa. Menerapkan pola hidup sehat, menjaga pola makan sehat, dan rutin berolahraga merupakan langkah kunci dalam mencegah penyakit ini.
Pada tahun 2021, menurut International Diabetes Federation (IDF), Indonesia memiliki jumlah penderita diabetes tertinggi ke-5 di dunia, dengan 19,5 juta orang berusia 20-79 tahun.
“Dengan demikian, prevalensi diabetes pada orang dewasa di Indonesia adalah 10,8% dari total penduduk, dan jumlah penderita diabetes di Indonesia akan mencapai 28,6 juta pada tahun 2045, seiring tren yang terus meningkat dari tahun ke tahun.” ditambahkan Libya.
Leave a Reply