Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Bapanas: Pengelolaan SSP penting demi capai ketahanan pangan

Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menekankan pentingnya pengelolaan limbah dan ekonomi pangan (SSP) melalui peta jalan atau food waste and waste (FLW) ) guna meningkatkan ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan. cara yang benar.

“Peta jalan pengelolaan SSP atau yang sering disebut dengan sisa dan sampah pangan adalah untuk mendukung terlaksananya ketahanan pangan menuju Indonesia Emas 2045, yang tertuang dalam laman upaya pengendalian sampah dan sampah pangan,” ujar pejabat Bapanas tersebut. . Pelajari Pangan dan Gizi Nita Iulianis dalam pidatonya di Jakarta, Jumat.

Dikatakannya, keberhasilan pengembangan SSP memerlukan komitmen dan kolaborasi lintas sektor dari atas hingga bawah dengan sektor pentahelix ABCGM (Akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintahan dan Media) di tingkat pusat dan daerah.

Nita menyampaikan hal tersebut di awal Buku Praktik Terbaik Melawan Kehilangan dan Pemborosan Pangan serta Pengakuan Semua Pemerintah terhadap Pengawetan Pangan yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas). ). .

Ia mengatakan kolaborasi lintas disiplin adalah kunci untuk menyelesaikan masalah ini.

“Gerakan Hemat Pangan atau GSP merupakan upaya pencegahan pemborosan dan sampah pangan yang dihasilkan melalui dua cara,” ujarnya.

Dikatakannya, Bapanas melakukan dua cara untuk mencegah kekurangan pangan, yaitu melalui perumusan kebijakan dan komunikasi, promosi dan dukungan kepada pihak masyarakat dan anggota; Kedua, memfasilitasi kegiatan yang berkaitan dengan pengawetan pangan, yang diberikan kepada mereka yang membutuhkan.

“Kepemimpinan SSP memperkenalkan pendekatan penyelamatan piramida pangan, dengan pencegahan dan pengurangan sebagai fokus utama,” kata Nita.

Ia menjelaskan, upaya redistribusi pangan dilakukan dengan mendonasikan sisa makanan ke bank makanan atau kelompok penyelamat pangan, yang akan didistribusikan kepada penerima manfaat setelah memastikan keamanan pangan.

Badan Pangan Nasional akan memulai operasi penyelamatan di wilayah tengah (kabupaten Jabodetabek) mulai tahun 2022, dilanjutkan di 12 provinsi (2023) dan hingga 15 provinsi pada tahun 2024, kata Nita.

Sementara itu, Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas Jarot Indarto mengatakan, pengawetan pangan bisa dilakukan dalam pekerjaan sehari-hari.

“Kami berharap buku Best Practices for Food Loss and Waste Management ini dapat menjadi pengenalan umum mengenai pengelolaan dan pengendalian SSP,” kata Jarot.

Saat ini penghargaan diberikan kepada Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Banten, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Sumatera Utara, dan Lampung.

Selain itu, Semarang, Kendari, Samarinda, Sirebon, Balikpapan, Bontang, Prabumulih, Kebumen, Berau, Kutai Kartanegara, dan Bogor bersiap melakukan langkah ketahanan pangan dengan mengeluarkan kebijakan daerah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *