Jakarta (ANTARA) – Aktris asal Inggris Florence Pugh mengungkap alasannya memutuskan membekukan sel telurnya di usia 27 tahun dalam podcast Dear Media bertajuk “SHE MD” bersama ahli patologi wanita dan ginekologi Dr. Aliabadi dari Thailand dan feminis Mary Alice Haney.
Seperti dikutip dalam acara InStyle, Selasa (19/11), bintang “We Live in Time” itu mengaku memutuskan untuk membuang sel telurnya karena alasan kesehatan.
Dalam podcast tersebut, ia berbagi pengalamannya saat didiagnosis menderita sindrom ovarium polikistik, ketidakseimbangan hormon yang menyerang wanita usia subur, dan endometriosis, suatu kondisi kronis di mana sel-sel serupa dan lapisan rahim tumbuh di luar rahim.
Florence diberitahu oleh Dr. Aliabadi bahwa kedua kondisi tersebut dapat mempengaruhi kesuburan.
Dokter menyarankan Florence untuk membekukan sel telurnya untuk membantu mengatasi masalah apa pun di masa depan setelah mengetahui bahwa aktris tersebut ingin memiliki anak setidaknya selama lima tahun.
Florence, kini berusia 28 tahun, berkata: “Sungguh aneh karena keluarga saya adalah mesin bayi.
“Ibu saya punya anak berusia 40-an, nenek saya juga punya anak di usia yang sama. Saya tidak berpikir saya akan berbeda dan akan ada masalah dengan itu. Itu bukan tanda bahaya bagi saya di semuanya,” katanya.
Florence sempat kaget saat didiagnosis mengalami masalah memiliki anak, namun ia merasa beruntung karena mampu mengenali masalah tersebut sejak dini karena sudah ingin memiliki anak sejak kecil.
Ia menyadari bahwa ia harus mengubah gaya hidupnya, bersikap proaktif dan memikirkan apa yang bisa ia lakukan untuk masa depan.
Florence bersyukur dia kini bisa membantu orang lain yang mengalami situasi yang sama dengannya.
“Saya kira dua atau tiga teman saya dites karena apa yang saya temukan dan ternyata mereka mengalami hal yang sama,” katanya.
“Jadi dengan mengetahui sedikit saja sudah membuat perempuan lain memeriksakan diri apakah mereka mengalami hal yang sama,” imbuhnya.
Florence mengatakan dia telah berpikir untuk memulai sebuah keluarga.
“Saya menginginkan anak sejak saya masih kecil. Saya menyukai gagasan tentang keluarga besar. Saya berasal dari keluarga besar. Saya mencintai anak-anak,” katanya seraya menambahkan bahwa memiliki anak bukanlah tentang memiliki anak. “jika”, melainkan “kapan”.
Leave a Reply