Ankara (Antara) – Pembicaraan terus berlanjut untuk memilih perdana menteri untuk memimpin pemerintahan baru Jepang setelah pemilu sela Oktober lalu gagal mendapatkan mayoritas di parlemen, NHK melaporkan.
Perdana Menteri Shigeru Isiba pada Selasa (5/11) meminta Partai Demokrat Liberal (LDP) untuk mengadakan pembicaraan dengan salah satu partai oposisi, Partai Demokrat Rakyat (DPFP).
Ia yakin rapat khusus Parlemen Jepang yang digelar pada Senin (11/11) akan memutuskan pengangkatannya sebagai Perdana Menteri.
Ishiba juga mengatakan dia akan bertemu dengan Presiden DPFP Yuichiro Tamaki “jika kondisinya memungkinkan.”
Namun, di hari yang sama, Tamaki bertemu dengan Yoshihiko Noda, presiden partai oposisi utama Jepang, Partai Demokrat Konstitusional (CDPJ).
Keduanya sepakat untuk bekerja sama “untuk mengungkap fakta mengenai skandal pendanaan politik yang melibatkan LDP dan mengubah undang-undang pengendalian pendanaan politik, termasuk penghapusan pendanaan untuk kegiatan politik tahun ini.”
Pada pemilu bulan Oktober, CDPJ memenangkan 148 kursi di parlemen, peningkatan yang signifikan dari 98 kursi pada periode sebelumnya.
Sementara itu, jumlah kursi PLD turun dari 256 menjadi 191, meski masih menjadi partai terbesar di parlemen. Mitra koalisinya, Cometo, juga kehilangan delapan kursi dan hanya memenangkan 24 kursi.
Koalisi LDP-Komeito hanya meraih 215 kursi, sementara dibutuhkan 233 kursi untuk membentuk mayoritas dan membentuk pemerintahan yang stabil.
Presiden CDPJ, Noda, juga telah menghubungi partai-partai lain untuk menggalang dukungan guna menggantikan Ishiba sebagai perdana menteri dalam sidang luar biasa parlemen.
Baik LDP maupun CDPJ mengharapkan dukungan dari DPFP, yang memenangkan 21 kursi parlemen, dan oposisi Partai Inovasi Jepang (Ishin), yang memenangkan 43 kursi.
Sumber: Anadolu
Leave a Reply