Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Kamis pagi, kualitas udara Jakarta tidak sehat bagi kelompok sensitif

JAKARTA (Antara) – Kualitas udara di Jakarta pada Kamis pagi tergolong tidak sehat dan menduduki peringkat ketujuh kota terburuk di dunia.

Pada pukul 05.45 WIB, menurut stasiun pemantau kualitas udara IQAir, indeks kualitas udara (AQI) Jakarta sebesar 173 atau PM2,5 termasuk dalam kategori tidak sehat dengan pencemaran udara sebesar 87 mikrogram per meter kubik.

Konsentrasi ini 17,4 kali lebih tinggi dari nilai pedoman kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

PM 2.5 – Partikel udara lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).

Kategori tidak sehat artinya dapat menyerang kelompok manusia atau hewan yang sensitif dan merusak tanaman atau nilai estetika dengan AQI di atas 100.

Pertama, kota dengan kualitas udara terburuk adalah Lahore, Pakistan sebesar 617; Delhi Sekunder, India No.535; Tempat ketiga adalah kota Kolkata di India di nomor 191; Tempat keempat – Hanoi, Vietnam – 186; Tempat kelima Kinshasa, Kongo – 180; Tempat keenam Dhaka, Bangladesh, nomor 174; Jakarta, Indonesia, menduduki peringkat ketujuh dengan peringkat 173.

Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup Diki Jakarta meluncurkan platform pemantauan kualitas udara terpadu berdasarkan hasil pemantauan 31 stasiun pemantauan kualitas udara (SPKU) yang tersebar di Ibu Kota. Baca Juga: KLH Pimpin Industri Pengguna Pemanas Batubara, Perangi Polusi Jakarta, Data SPKU ditampilkan melalui platform pemantauan kualitas udara seperti semula dan sesuai standar nasional.

Halaman ini menampilkan data dari 31 SPKU di Jakarta, menggabungkan data dari SPKU DLH Jakarta, Badan Meteorologi, Iklim dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Critical Strategies.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *