Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Tiga paslon cagub-cawagub DKI janji tata ulang wilayah padat penduduk

Jakarta (Antara) – Calon Gubernur Nomor Urut 1 DKI Jakarta, Ridwan Kamil, berencana menata kembali permukiman kumuh yang padat penduduk tanpa perlu merelokasinya sesuai program. Nanti ada konsep yang bisa mengatasi masyarakat miskin, tidak harus selalu menggusur, kita bisa merelokasinya dan warga tetap tinggal di tempat asalnya, kata Ridwan dari Kelurahan Susukani, Sirakas, Jakarta Timur, pada Sabtu. 9/). 11).

Ridwan Kamil ingin lebih manusiawi jika tinggal di daerah padat penduduk.

“Saya lihat banyak kawasan yang macet. Nanti akan direstrukturisasi dengan menggunakan ilmu arsitektur. Mudah-mudahan lebih manusiawi,” ujarnya.

Sementara itu, Calon Gubernur DKI Jakarta Nomor Urut 2 Tahun 2024, Dharma Pongrekun, berjanji akan merancang ulang tata kota Jakarta untuk menciptakan perubahan iklim yang lebih baik.

“Tata kota saat ini menghambat penyerapan polusi,” kata Dharma Pongrekun di Jakarta, Jumat (8/11). Baca Juga: RIDO Kelola Kawasan Kumuh Melalui Program Desa Sejuk: Dharma Bersumpah Bentuk Kembali Tata Kota Jakarta

Dia mencontohkan pohon yang ditanam kembali untuk dijadikan hutan kota guna mengurangi emisi.

Calon Gubernur DKI Jakarta ke-3 Pramono Anung juga mengumumkan rencana penataan kawasan padat penduduk di Bluzukan miliknya.

“Hampir di semua daerah padat penduduk, ada tempat yang tidak terkena sinar matahari, dan toiletnya jelek,” kata Pramono, warga kawasan Taman Sari, Jakarta Barat, Kamis (10/10).

Pramono menegaskan, rumah-rumah di kawasan itu harus ditata ulang.

Sampai kemarin Tana Abang sudah terkubur 30 tahun lebih, tidak pernah digali, sudah terkubur, patut dijarah,” ujarnya. Baca juga: Pramono Siap Alokasikan Rp 26 Triliun untuk Sistem Transportasi Jakarta Terkait hal itu, Pengawas Arsitektur dan Tata Kota Tegu Arianto mengatakan kawasan padat penduduk sebaiknya tidak ditata ulang dengan cara penggusuran.

“Penyelesaian penggusuran tidak boleh berdasarkan konsep penggusuran. Penggusuran atau relokasi adalah pilihan terakhir,” kata Teguh saat dihubungi.

Teguh menambahkan perlunya menciptakan rumah dan lingkungan yang sehat dalam perencanaan kota.

Untuk itu, Sekretaris Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) DKI Jakarta pun meminta Gubernur Jakarta terpilih itu untuk melibatkan warga sekitar dalam proses perancangan bangunan baru di lingkungannya.

Menurutnya, desain yang dibuat dengan melibatkan warga tidak sepenuhnya mencabut budaya dan kebiasaan masyarakat. “Seharusnya desainnya berasal dari warga saja, dengan bantuan arsitek,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *