Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pertanian berencana mengimpor satu juta sapi perah dalam lima tahun pada 2025-2029 untuk memenuhi kebutuhan susu di Indonesia, dengan dukungan program pupuk gratis.
Program tersebut tertuang dalam paparan pidato Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tentang peta minum susu panas 2025-2029 yang disampaikan pada rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Rabu.
Dalam perjalanannya, satu juta sapi perah akan diekspor dari Australia, Brazil, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Meksiko.
Kementerian Pertanian memperkirakan kebutuhan susu pada tahun 2029 mencapai 8,5 juta ton. Jumlah tersebut sudah termasuk 4,9 juta ton kebutuhan susu harian dan 3,6 juta ton untuk program pangan gratis yang merupakan salah satu program terpenting Presiden Prabowo Subianto.
Rencana impor produksi daging dan susu hingga tahun 2029 adalah: 200 ribu ekor sapi pada tahun 2025 dengan target produksi susu 1,55 juta ton, meningkat menjadi 300 ribu pada tahun 2026 dengan target 2,90 juta ton dan kemudian 400 ribu ton paman pada tahun 2027 dengan produksi susu. 2,07 juta ton.
Pada tahun 2028, impor dikurangi menjadi 100 ribu ekor dengan target produksi 6,53 juta ton. Puncak produksi susu diperkirakan mencapai 8,17 juta ton pada tahun 2029.
Saat ini sisanya atau sekitar 0,33 juta ton susu akan diimpor.
Menteri Pertanian Amran menyatakan, perusahaan asal Vietnam yakni TH Group berencana membuka fasilitas peternakan di Indonesia untuk mendukung Indonesia dalam produksi daging sapi dan susu dalam negeri.
Kementerian Pertanian mencatat kebutuhan susu Indonesia pada tahun 2024 mencapai 4,7 juta ton. Namun produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi 1 juta ton atau sekitar 21 persen dari total kebutuhan. Sekitar 79 persen susu yang dikonsumsi masyarakat Indonesia merupakan produk impor. Konsumsi susu per tahun sebesar 16,43 kilogram.
Leave a Reply