Jakarta (ANTARA) – Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII 2024 sukses terselenggara, tidak hanya dari segi organisasi, tetapi juga sebagai ajang pencarian atlet baru Paralimpiade Indonesia.
Komite Paralimpiade Nasional Indonesia (NPC) memanfaatkan momen ini untuk melihat atlet-atlet muda yang menonjol. Kami berharap Peparnas Solo 2024 menjadi langkah awal regenerasi atlet Indonesia untuk ajang internasional seperti ASEAN Para Games, Asian Para Games, dan Paralympic Games.
Sebagai atlet Paralimpiade Paris 2024 berlomba-lomba memberikan inspirasi kepada para atlet muda Indonesia. Peparnas Solo 2024 juga banyak menyoroti atlet-atlet muda yang berpotensi.
Nama-nama baru bermunculan dari berbagai cabang olahraga disabilitas yang tidak hanya meraih emas tetapi juga mencetak rekor baru di tingkat nasional dan Asia Tenggara.
Mereka berhasil meraih medali dan menjadi bintang baru yang diharapkan bisa membawa Indonesia menuju masa depan Paralimpiade yang lebih cerah.
Selanjutnya: Sekuel Gischa
Sekuel Gischa
Di cabang olahraga bocce, Gisha Zajana menjadi nama yang cukup dikenal di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Gisha meraih perak pada debut solonya di ASEAN Para Games 2022 saat masih berusia 17 tahun, meraih emas di ASEAN Para Games 2023 di Kamboja, dan meraih perak di Paralimpiade Paris 2024.
Kini di Peparnas Solo 2024, Chaniifatul Mukarromah, siswi SMAN 1 Batang Jawa Tengah, digadang-gadang bisa menjadi Gischa Zaiana selanjutnya.
Chaniifatul yang masih berusia 16 tahun berhasil meraih medali emas pada kategori tunggal putri BC5. Siswa SMA ini sebelumnya kurang dikenal, namun ia berhasil mengatasi lawan-lawannya dan membuktikan bahwa dirinya memiliki potensi yang besar.
Chaniifatul baru pertama kali mengikuti kompetisi tersebut dan langsung meraih emas pada kesempatan pertama.
Tentu saja hasil tersebut tidak dapat diraih dengan serta-merta. Itu adalah tahun persiapan dengan jadwal pelatihan yang ketat.
Siswa SMAN 1 Batang, Jawa Tengah, Chaniifatul Mukarromah berhasil meraih medali emas pertama cabang olahraga bocce pada Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) Solo 2024 Solo 2024 di Solo, Jawa Tengah, Kamis (10/10/2024). (ANTARA/Aris Vasita) “Dalam pelatihan di tingkat provinsi, kami berlatih enam kali dalam seminggu. Dua kali sehari, pagi dan sore. “Kami istirahat pada hari Minggu untuk memulihkan diri,” kata Chanifatul.
Kontingen Jawa Tengah berhasil meraih medali di cabang olahraga bocce dengan delapan emas, dua kali lipat dari jumlah awal.
Lahirnya atlet potensial seperti Chaniifatul menunjukkan betapa pentingnya Peparnas sebagai wadah pembinaan atlet muda. Meski usianya masih muda, namun prestasi dan bakat yang telah ia tunjukkan bisa menjadi langkah awal untuk tampil di ajang yang lebih besar.
Selanjutnya: Rekor Renang Nasional
Rekor nasional dalam renang
Tak hanya dari cabang bocce, cabang renang pun banyak menghadirkan kejutan di Peparnas Solo 2024. Salah satu kisah inspiratif datang dari De John, atlet muda yang ditempa oleh ganasnya laut di kampung halamannya.
Ia berhasil memecahkan rekor nasional pada nomor 100m gaya dada putra kelas S12. Ia mencetak rekor nasional (recornas) sekaligus meraih emas bagi Papua setelah menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 1 menit 12,91 detik di ajang tersebut.
Rekor sebelumnya dipegang Manuser Numberi di Peparnas Papua 2021 dengan catatan waktu 1 menit 20,18 detik.
Perenang Papua De John Waromi (tengah) bersama perenang Papua Agnes M Jowei (kiri) saat jumpa pers Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024 di Surakarta Heritage Hotel, Solo, Jawa Tengah, Rabu (10/9/2024). . (ANTARA/FAJAR SATRIIO) De John yang masih duduk di bangku SMAN 2 Jaiapura menjadi harapan Indonesia di cabang para renang untuk pesta olahraga berikutnya, ASEAN Para Games 2025 di Thailand.
“Dengan rekor keberhasilan di Pepparnas ini, semoga kedepannya bisa mendapat undangan pelatnas. Saya sangat ingin mewakili Indonesia di ASEAN Para Games 2025. Saya ingin mengantarkan medali emas,” kata John.
Selanjutnya: Judo Buta
Judo buta
Olah raga judo bagi tunanetra juga menjadi ajang tumbuhnya benih-benih baru. Pada Peparnas Solo 2024, beberapa atlet muda menunjukkan potensi besar untuk dikembangkan ke depan.
Blind judo merupakan cabang olahraga unggulan Indonesia di tingkat Asia Tenggara. Pada ASEAN Para Games (APG) 2023 di Kamboja, kontingen Indonesia menjadi yang tertinggi dengan meraih 11 medali emas dan lima perak. Kesuksesan tersebut tak lepas dari hadirnya Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) yang rutin digelar.
Pada Peparnas Solo 2024 kali ini, tim pelatih judo tuna netra nasional juga mengikuti jalannya pertandingan dan menyisipkan nama-nama baru untuk diproyeksikan pada ASEAN Para Games 2025 di Thailand.
Salah satu nama yang berpeluang adalah judoka buta asal Jawa Barat, Opik Yaja, yang mampu meraih emas pada nomor 60 kilogram klasifikasi J2. Klasifikasi J2 diperuntukkan bagi atlet yang penglihatannya sedikit sampai batas tertentu (low vision).
Judoka buta Jawa Barat Opik Jaya (kanan) menumbangkan sesama judoka buta Atep Sulaeman (kiri) pada final judo buta putra J2-60kg Peparnas XXVII Solo 2024 di Hotel Swiss-Belinn Saripetojo, Solo, Jawa Tengah, Senin (7 ./ 10/2024). INTER PHOTO/Alojzius Jarot Nugroho/Vol. Masih berusia 20 tahun, Opik Jaia berhasil menjadi juara pada debutnya di Pepparnas. “Dan masih ada beberapa atlet lainnya. “Kami berharap atlet seperti Opik Jaya ini bisa menjadi keturunan senior-senior yang pernah berjuang di kancah internasional seperti Tony Ricardo dan Junaedi,” kata Delegasi Teknik Peparnas XVIII Tunanetra Judo, I Made Suvadarma.
Peparnas Solo 2024 tidak hanya menjadi ajang kompetisi olahraga, namun juga menjadi ajang regenerasi atlet Paralimpiade Indonesia. Mulai dari bocce, para renang, judo untuk tunanetra dan berbagai cabang olah raga lainnya, banyak bermunculan atlet-atlet muda yang menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai masa depan cerah dalam dunia olah raga khususnya bagi penyandang disabilitas.
Keberhasilan Peparnas Solo 2024 melahirkan nama-nama baru dan bintang muda memberi harapan baru bagi Indonesia di kancah internasional. Dengan persiapan yang matang dan dukungan yang kuat, mereka diharapkan mampu bersaing di ASEAN Paralympic Games, Asian Para Games bahkan Paralympic Games.
Para atlet muda ini tidak hanya membawa pulang medali, namun juga membawa mimpi dan harapan bagi bangsa. Peparnas Solo 2024 membuktikan Indonesia punya potensi besar untuk terus berprestasi di pentas Paralimpiade internasional.
Nama-nama baru yang tampil di ajang ini akan menjadi tumpuan harapan pengibaran bendera Merah Putih di tingkat dunia ke depan.
Leave a Reply