Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

DJP sudah buat kesepakatan dengan pengusaha soal lebih bayar PPN

Jakarta (Antara) – Direktorat Umum Keuangan Kementerian (DGT) (DGT) dibuat dengan pengusaha dalam jumlah pajak agregat (PPN) yang paling agregat.

“Kami setuju bahwa pengembalian uang harus dikeluarkan oleh penjual yang mengumpulkan PPN untuk konsumen. Apa caranya? Ini adalah bisnis untuk rasa sakit (B2C), jadi mereka berada di 174 Taxo Utomo di Jakarta, kedua.

Menurut Suryo, setelah kebijakan tarif 12% Vatikan hanya dalam produk -produk mewah yang diumumkan pada tanggal 31 Desember 2024, sebagian untuk bertemu dengan aktor bisnis sebagai merujuk pada apa yang perlu dibuat. Dalam bisnis yang ditemukan oleh para aktor termasuk Asosiasi Pengusaha Indonesia (APIRID) dan Indonesia dari Komersial dan Energi (Kadin).

Salah satu diskusi, tentu saja, penyesuaian sistem administrasi, ini adalah rencana untuk pengumuman enam jam sebelum rencana implementasi.

Selain itu, DGT mengatur kebijakan tarif PPN untuk barang -barang non -luxury menggunakan Basis Peletakan Pajak (DPP) dan jumlah 11/12% lainnya dilanggar dalam komando hukum.

“Dengan penggunaan nilai DPP yang berbeda, akun administrasi penulis juga berubah secara otomatis. Selain pajak yang sudah dikumpulkan,” kata lagi.

Ada dua poin yang persetujuan. Pertama, DGT menyediakan tiga bulan kepada pengusaha untuk menyesuaikan sistem mereka.

Kedua, DGT tidak menggunakan penulis penulis sanksi jika terjadi kesalahan atau keterlambatan dalam penerbitan faktur.

Kemudian ketentuan dikendalikan oleh Direktur Pajak Umum yang diatur Jumlah 1 / PJ / 2025 yang dikeluarkan pada 3 Januari 2025.

Jika tidak ada kelebihan 1% dari Vatikan, yang seharusnya 11% untuk barang -barang yang tidak tersentak, tetapi telah dikumpulkan dari pembeli 12% untuk meminta pengembalian ke penjual.

Pengusaha kena pajak penjual (PKP) menggantikan faktur fiskal untuk memproses permintaan pembayaran berlebih.

Kesempatan terpisah untuk dikaitkan dengan pengusaha yang berkaitan dengan keputusan pemerintah tentang PPN yang meletakkan tuminous hanya terbatas pada produk mewah.

Dan Presiden Komite Domestik Apide APINDO pada saat yang sama dalam kapasitas Presiden Pembelajaran (Brand Indonesia Global Entrepreneurs Association) Hydaka Santosa menilai refleksi politik dalam keseimbangan antara kebutuhan dan negara serta kepentingan dan aktor bisnis.

Lebih lanjut, dalam tiga bulan transisi data oleh pemerintah dianggap sebagai tahap bijak untuk memberikan waktu di dunia bisnis untuk mempersiapkan implementasi rencana ini sepenuhnya.

Teknis sosial dilakukan dari komando, bersama dengan asosiasi sektoral, perlu bahwa implementasi kebijakan bekerja tanpa masalah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *