JAKARTA (Antara) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) segera membangun perjuangan di East -Nusa Tengara (NTT) karena dianggap sebagai lingkungan panas yang stabil dan sangat cocok untuk pengembangan zona garam nasional.
.
Dia mengatakan bahwa dengan tim teknis perwakilan KKP dan PT Garam, partainya telah memutuskan untuk menjadi tempat untuk pengembangan pemodelan garam, yang telah diputuskan oleh partai mereka.
Tiga tempat telah dikunjungi di Kabupaten Sabu Raizua, termasuk Menia (Distrik Sabu Barat), Bode Village (East Sabu) dan Dek Village (Sabu Lia).
Penilaian ini difokuskan pada desa -desa distrik Baipoli dan Otata di distrik Camblong, di Kabupaten Cupong.
Selain kemampuan alami, faktor sosial-budaya, kejelasan dan infrastruktur tanah juga merupakan pertimbangan penting dalam menentukan kelayakan pengembangan lahan garam yang komprehensif di Nusa Tengara Timur.
Penilaian ini adalah awal dari fase spesifik KKP ketika membangun model ekspansi kolam garam di bidang strategis untuk memenuhi tujuan kebutuhan nasional.
“Hasil ulasan ini akan memenuhi analisis dan penilaian KKP dalam menentukan lokasi pengembangan pemodelan garam dengan jadwal ekstensi,” katanya.
Selain itu, pengembangan pemodelan ekspansi ditujukan untuk meningkatkan produksi garam lokal dan kualitas dalam realisasi garam -salt -Salin Dehind pada tahun 2027, katanya.
Penggunaan persyaratan garam nasional per tahun, industri, peternakan dan perkebunan, pengolahan air, pengeboran minyak mencapai 4,9 juta – 5 juta ton.
“Manajemen model ini mencakup aturan keuangan yang telah menyetujui pemerintah pusat, pemerintah daerah dan aktor bisnis,” kata Koswara.
Sebelumnya, Menteri Bisnis Laut dan Perikanan menekankan pentingnya kelebihan nyata untuk mempromosikan industri garam nasional Shakti Waheyu Treengono lebih mandiri dan kompetitif.
Selain pengembangan pemodelan ekspansi, produktivitas garam nasional dipromosikan oleh strategi intensitas memaksimalkan kolam garam orang yang ada.
Leave a Reply