Jakarta (Antara) – Departemen makanan, maritim dan pertanian Jakarta Selatan telah mendesak agar tidak ada penghalang untuk memelihara babi di Jakarta.
Ketika dihubungi di Jakarta pada hari Senin, “Jakarta tidak dilarang, tetapi tidak ada yang dibesarkan,” kata ternak, kelautan dan pertanian dan kantor pertanian di Kantor Pangan Jakarta Selatan, maritim dan pertanian dan pertanian Ravati Harry Artarini.
Ravati mengatakan itu dikaitkan dengan video virus di Instagram @wargaajakarta. Itu menunjukkan seekor babi dikejar pada hari Sabtu (16/14) penduduk Basar Minki, Jakarta Selatan, Jakarta Selatan.
Dia mengatakan babi dalam video itu adalah babi hutan, bukan sapi. Dia mengatakan bahwa tidak ada peternakan babi di Jakarta Selatan (Jakarta Selatan).
Sebelumnya, wilayah Bejatan sebenarnya adalah kesejahteraan hewan sementara (keselamatan). Tetapi bubuk telah diterbitkan di habitat.
“Ini adalah babi hutan, tidak terangkat. Tapi sekarang tidak lagi karena dikeluarkan dari Jakarta dan dibebaskan di habitatnya,” katanya.
Warga Tidi memberikan kesaksiannya untuk melihat di sekitar pangkalan babi. “Saya melihat keberadaan babi, tapi saya khawatir saya tidak berani keluar,” kata Ditti kepada wartawan.
Sejumlah besar orang mengatakan mereka khawatir tentang hewan “keselamatan” di Bejat, yang seharusnya ditampung oleh hutan belantara di dekatnya.
Leave a Reply