JAKARTA (Antara) – PT PLN Indonesia Power (PLN IP) menyebutkan bahwa keberadaan stasiun pengisian bahan bakar hidrogen (SPBH) atau stasiun pengisian bahan bakar hidrogen (HRS), yang dimiliki oleh perusahaan, adalah bukti persiapan Indonesia dalam pembangunan eko -ekonomi infrastruktur dalam infrastruktur ekosyem.
Dalam pernyataannya di Yakarta pada hari Senin, Direktur PLN Indonesia Power Edwin Nugraha mengatakan bahwa PLN IP telah menerapkan langkah -langkah khusus untuk mendukung bagian energi di sektor lalu lintas melalui SPBH, yang terletak di Senayan, Yakarta.
Stasiun hidrogen, yang dikelola oleh generasi Yakarta Prio Jakarta (UBP), adalah infrastruktur pendukung untuk kendaraan pertama berdasarkan hidrogen organik di Indonesia.
Faktanya, selama KTT dan paparan ekosistem hidrogen global pada tahun 2025 di Yakarta, pengunjung memeriksa antusiasme EBHH dan menjadi daya tarik utama bagi aktor industri energi, industri transportasi ke akademisi nasional dan internasional.
Edwin mengatakan hidrogen hijau telah menjadi energi masa depan negara itu, sehingga PLN Indonesia Power telah mengambil langkah -langkah cepat dalam pengembangannya dengan menyediakan infrastruktur dari hingga ke bawah.
“PLN Power Indonesia telah mengembangkan hidrogen hidrogen hijau atau hijau, mulai dari atas melalui tanaman hidrogen hijau (GHP) ke arus terakhir, yaitu HRS atau SPBH,” kata Edwin.
Menurut Edwin, SPBH Senayan adalah yang pertama di Indonesia dan menjadi bagian dari peta nasional jalur untuk pengembangan energi hidrogen, dan seharusnya menjadi model asli untuk pengembangan infrastruktur serupa di kota -kota lain.
“Di tahun -tahun mendatang, keberadaan SPBH pada titik -titik yang berbeda akan menjadi kunci penting untuk melakukan hidrogen. Sintesis antara pemerintah, BUMN dan sektor swasta dapat melakukan inovasi hijau yang memiliki pengaruh luas dan mempercepat pencapaian nol bersih bahkan Indonesia,” kata Edwin.
Sementara itu, CEO umum Unit Bisnis Generasi Priok Buyung Arianto menambahkan bahwa SPBH Senayan akan terus meningkat.
“Saat ini, Senayan SPBH memiliki revolusi hidrogen dengan beban 350 bar (CP) pada tingkat pengisian selama kurang dari 5 menit. Di masa depan, kami akan menambahkan kekhususan hanya kurang dari 3 menit hingga 700 bar,” katanya.
Konstruksi SDMS Senayan adalah bagian dari strategi PT PLN (Persero) dan mata pencahariannya untuk mencapai nol bersih dari emisi dan mendukung transisi energi di sektor transportasi di Indonesia.
Sebagai upaya khusus untuk mempersiapkan sisi atas pasokan hidrogen, karena pada tahun 2023 PLN mengoperasikan GHP di 22 lokasi, 13 di antaranya milik PLN Indonesia Power.
Situs produksi hidrogen yang dimiliki oleh PLN Indonesia Power, yang terletak di 13 pembangkit listrik, Nomely, Pangkalan Sus Plut, Suralaya 1-7 plot, Suraya 8 Pltu, Cilegon Plu, Labuan Plut, Plut Bawah, Tanjung Priko Plut, Ratu Tambak, Lorok. Swan, Swan, Swan, Swan, Swan, Swan, Swan, Swan, Swan, Labok, Swan, Swan, Labok
Dengan 13 unit GHP, daya PLN PLN dapat menghasilkan 80 ton hidrogen per tahun, menyumbang 40 persen dari total GHP PLN.
Untuk kebutuhan operasional generator, 32 ton produksi hidrogen hijau per tahun digunakan, dan 48 ton lainnya digunakan untuk kebutuhan yang berbeda.
Leave a Reply