Jakarta (Antauer) – Asap hitam yang keluar dari cerobong asap di Kapel Sistina pada hari Rabu pukul 9 malam waktu Vatikan (02.00 WIB) menunjukkan bahwa pemungutan suara pertama terjadi selama Congerewa, berakhir tanpa semua paus yang dipilih.
Sementara kutipan dari Laporan Berita Vatikan, sekitar 45.000 orang berkumpul di Santo Peter Field untuk menunggu hasil pemungutan suara yang dilakukan oleh Kardinal Electricity.
Mereka sedang menunggu sinyal asap yang awalnya diperkirakan akan menguap ke cerobong kapel Sistina pada pukul 19:00, tetapi ternyata mereka harus menunggu sampai jam 9 malam di malam hari.
Di antara orang -orang di lapangan adalah Diacon Nichols Nakoronko dari Tanzania.
“Tugas kita di sini adalah berdoa dan bergabung dengan orang Kristen dan Katolik lainnya, untuk berdoa agar Roh Kudus akan membimbing seluruh proses (lengan),” katanya.
“Masalahnya, Asia atau Amerika – yang kita butuhkan adalah paus suci. Kita membutuhkan paus untuk membimbing gereja dan menjadi pendeta gereja, mengatakan:” Masalah di Afrika, Asia atau Amerika – yang kita butuhkan adalah paus suci.
Dalam kesimpulan untuk mencari jalur Paus Francis, yang meninggal pada 21 April, mulai Rabu sekitar jam 5 sore selama Vatikan (22,00 WIB), ketika listrik Kardinal memasuki Kapel Costina – tempat pemungutan suara terjadi.
Sebelum mereka memberikan suara, hingga 133 kardinal elektronik menerima sumpah bersama kemudian, untuk setia pada peran mereka jika mereka dipilih sebagai paus.
Mereka juga bersumpah untuk “menjaga kerahasiaan pada semua masalah mengenai proses pemilihan paus.”
Di akhir Paus Gereja Katolik ke -267 dipimpin oleh Kardinal Pietro Proline, yang berfungsi sebagai sekretaris Vatikan.
Leave a Reply