Jakarta (Antara) – Pemerintah membangun kerja sama dengan International Financial Corporation (IFC), anggota kelompok Bank Dunia dalam Diskusi Kelompok Fokus (FGD) sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah limbah di Indonesia.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Infrastruktur dan Menteri Koordinasi Pembangunan (Menko) mengatakan bahwa upaya ini dilakukan sesuai dengan berbagai wilayah Indonesia yang mengalami situasi darurat yang melibatkan pengelolaan limbah.
“Bekerja sama dengan Bank Dunia di Indonesia. Terutama dengan IFC (International Financial Corporation), dan kami berharap dapat menemukan solusi umum untuk pemrosesan limbah,” kata Menteri Ahy koordinasi di kantor IFC di Jakarta pada hari Rabu.
Menko Ahy menjelaskan tugas Kementerian Infrastruktur dengan memproses limbah di Indonesia, yaitu untuk menawarkan infrastruktur pemrosesan limbah untuk meningkatkan masyarakat dalam bentuk pusat limbah (PLTSA).
Namun, masih ada beberapa langkah untuk menyelesaikan rencana, termasuk penguatan aturan di Indonesia.
Sementara itu, penggunaan limbah dalam energi listrik adalah salah satu solusi yang telah dibuat oleh berbagai negara di seluruh dunia.
“Termasuk, kita harus memilih teknologi yang cocok untuk suatu tujuan. Tidak semua orang harus menggunakan teknologi di level tinggi karena sejalan dengan skala,” kata Menteri Koordinasi Ahy.
Menko Ahy memberi contoh, provinsi DKI Jakarta dapat menghasilkan 8.000 ton limbah, dan ada juga kota -kota yang menghasilkan hanya 1500 hingga 2000 ton atau bahkan lebih sedikit limbah.
Ini membutuhkan rekomendasi dan investasi dari berbagai kota (PEMDA) untuk menyesuaikan kebijakan dan teknologi di wilayah tersebut.
“Sekarang inilah yang kami harapkan dalam kolaborasi dengan Bank Dunia dan juga IFC, semoga akan lebih efisien dalam pemrosesan limbah di masa depan,” kata Menteri Koordinasi Ahy.
Leave a Reply