Jakarta (Antara) – Menteri Perlindungan Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Carding mengingatkan para pekerja potensial migran Indonesia (PMI) untuk menghindari cara pekerja murah atau laboratorium murah selama kunjungannya ke City Institute of Lamp Metro.
“Dia membayar dengan murah, yang harus membayar lebih dari apa yang dia dapatkan,” katanya.
Menurut pernyataan kepada Kementerian P2MI, Menteri Carding mengatakan program magang sering menggunakan perusahaan asing untuk menerima pekerja upah murah.
Untuk alasan ini, ia menyarankan peserta pelatihan untuk tidak berhenti terlalu lama sehingga mereka tidak akan terjebak dalam mode murah.
“Magang punya waktu, pekerjaannya adalah waktu. Jangan biarkan magang benar -benar bekerja, jadi pekerjaan kami menyesal,” katanya.
Selama kunjungannya, Menteri Carding melihat pertama -bagaimana LPK Jiema berlatih menjanjikan migran Indonesia yang akan ditampung di Jepang.
“Melihat bahwa proses LPK mempersiapkan adik -adik kami untuk melakukan magang mereka dan kemudian bekerja di sana. Secara umum, saya pikir itu bagus, yang berarti mereka telah dilatih selama enam bulan dalam waktu yang lama,” kata Menteri Carding.
Baca juga: Direktur -General: Magang bukanlah pekerja murah
Selain melihat fungsi LPK, menteri kartu juga memberi tahu para peserta yang kemudian bekerja di Jepang untuk mempertahankan nama yang baik untuk negara, tidak hanya dengan bekerja, tetapi juga mengetahui bahwa keterampilan mereka akan lebih baik.
“Saya pergi lebih awal, perlu untuk mempertahankan nama yang baik untuk bangsa karena satu orang melakukan kegiatan yang buruk, misalnya, ini akan mempengaruhi kuota berikutnya,” katanya.
“Kami memotivasi mereka untuk berada di sana, mereka belajar untuk memperkuat keterampilan sehingga mereka nantinya dapat menjadi pengusaha sukses,” tambah Menteri Carding.
Leave a Reply