Jakarta (Antarra) – Kesetaraan gender Perserikatan Bangsa -Bangsa dan Badan Pemberdayaan Wanita (Perempuan PBB) ingin memberikan informasi perlindungan yang adil.
“Kami menyimpulkan bahwa aliran informasi yang tersedia jelas, mudah dimengerti, tidak bias dan tidak didiskriminasi untuk pekerja migran perempuan,” kata kepala program Tes Nasional Indonesia Yuliawati, Jakarta pada hari Senin (21/4).
Menurut DWI, ini dapat dipenuhi oleh Sari (mitra buatan imigran di Indonesia), fitur Asisten Intelijen Online (AI) yang dibuat selama dua tahun terakhir, untuk melindungi PMI, yang telah dikembangkan bersama dengan Kementerian Luar Negeri (Kementerian Luar Negeri) dan diluncurkan pada hari Senin.
DWI mengatakan Sari dikembangkan dengan memperhatikan berbagai tantangan yang dihadapi oleh wanita dan memeriksa pendapat mereka untuk perlindungan yang lebih baik.
Menekankan penggunaan AI dalam aplikasi SAI, DWI percaya bahwa AI dapat memberikan solusi inovatif untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan, selama AI “diajarkan” dalam etika dan pengurangan kecenderungan, termasuk kecenderungan gender.
Dia juga melihat pengembangan partainya bersama dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia sebagai “perubahan yang lebih aman dan lebih tangguh dalam kehidupan wanita,” termasuk pekerja migran perempuan. “
“Perempuan PBB melihat Sari sebagai langkah pertama menuju menjadi bagian dari perjuangan untuk pemberdayaan perempuan di Indonesia,” kata DWI.
Pengembangan aplikasi SARI juga mengikuti salah satu saran yang diusulkan oleh perempuan PBB sebagai bagian dari studi PBB “Beijing +30” yang terkait dengan pemberdayaan perempuan dan kesamaan gender, kata petugas perempuan PBB.
Sari adalah fitur tambahan untuk aplikasi perjalanan aman Kementerian Luar Negeri untuk melindungi orang Indonesia di luar negeri, yang dapat diunduh melalui App Store dan Google Play.
Pengguna yang sebelumnya mengunduh perjalanan yang aman akan dapat mengakses layanan sari setelah memperbarui aplikasi.
Leave a Reply