Mataram (Antara) – Dewan Pemandangan Regional Craftsda) dari Nusa Tenggar Barat menawarkan regenerasi dan inovasi produk Muna Pa’a tradisional di Regye DOMPU.
“Tenun tradisional Muna PAA telah menjanjikan perspektif dalam industri mode,” kata ketua NTB Dulcanasda Saint Agathia pada hari Kamis dalam sebuah pernyataan di Matarama.
Pada hari Kamis (12/6) mengunjungi Galeri Siafina Wevers di desa Ranggo, distrik Pajo, Regye DOMPU.
Dia diundang lencana dan MSP untuk meneruskan keterampilan kepada generasi muda, sehingga kekayaan tenun budaya tradisional tetap muna paa yang berkelanjutan.
“Selain motif kami menimbang, tanda tangan kami, kami juga menyimpan merek dagang kami, tetapi kami juga harus mulai bermain dengan warna,” kata.
Muna Pa’a Weing biasanya muncul di Indonesia Fashion Week (IFW) 2025 dan telah menerima respons positif di arena nasional.
Sainta menangis dari pengrajin untuk terus mengendalikan pengembangan tren global tanpa memperluas nilai -nilai budaya lokal.
“Saya membiarkan pesan banyak berinovasi, melihat banyak tentang seluruh dunia. Kami tidak menutup budaya kami, kami tidak mengecualikan, kami tidak membaca standar di mune-paa,” katanya.
Sejak 2023, Muna PAA diakui dan terdaftar sebagai warisan budaya dari Kementerian Pendidikan, Budaya, Penelitian dan Teknologi.
Muna Pa’a Weving adalah kain gamplic khas dengan motif terlindungi tiga dimensi yang memikirkan anyaman. Di masa lalu, kain tersebut khusus yang ditunjuk untuk raja dan bangsawan di daerah dump.
Leave a Reply