JAKARTA (Antara) – Kepala Perpustakaan DKI Jackarta dan Layanan Sampul, Nasruddin Djoko Surjono menggambarkan alat -alat tulisan -tulisan Peckonongan, budaya, budaya, dan klasifikasi klasik.
“Salinan Pekenodican adalah literatur Buoavaavi di akhir abad ke-19 yang berisi kisah-kisah bencana, Saga-hyuru,” katanya dalam 500 tahun, “katanya dalam warisan Pekena:” katanya dalam warisan Pekena:
Salinan teks Peekenongan, kata Narroddin, ditulis menggunakan teks Arab, dan mala, adalah teks kuno dalam bentuk teks teks.
Ini menjadi salah satu warisan tertulis DKI Jakarta tentang sosok pengendara muhammad abad 19 dan ke -20 yang menyebabkan tren budaya dan ilmiah di masa lalu.
Dia mengatakan bahwa merujuk pada peraturan tentang perpustakaan yang terkandung dalam Undang -Undang 43 tahun 2007 dan Kode Pemerintah No.24 tahun 2014, serta teks kasar untuk mendaftarkannya di Perpustakaan Nasional.
“Dalam sistem konservasi, pemeliharaan, penyimpanan, dan penggunaan pulau -pulau, menyimpan teks ancaman risiko sehingga perlu didaftarkan ke perpustakaan nasional atau perpustakaan regional,” Nagruddin menjelaskan.
Seperti sekarang, pemerintah daerah Doci Jakarta menempatkan teks tertulis Peekenongan menjadi salah satu dari Jakarta dan bahkan warisan tertulis dunia atau “memori dunia” (MOE) UNESCO. Ini bermaksud menjadi pengingat sejarah di perusahaan, untuk memperkuat identitas dan stabilitas bangsa di masa depan dan untuk melindungi dan melestarikan warisan akses tertulis dan duniawi dan permanen.
“Semoga tulisan dapat ditentukan sebagai tim National Memorial pada tahun 2025, dan anggota dunia UNESCO di masa depan,” kata Nagruddin.
Leave a Reply