Kapali Bahlilli, mengacu pada Sumatra dan Kalimantan untuk menjadi tujuan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
“Ini diperiksa untuk kemungkinan dan prioritas untuk sesaat, ya, tekniknya adalah,” kata Bahlil kepada PLN 2025-2034 konferensi pers Ruptl di Kementerian Energi dan Jakarta Senin Senin.
Dalam rencana PLN 2025-2034 Paket Listrik (RUPTL), Indonesia akan menciptakan kapasitas 0,5 gigawatt (GW).
250 megawatt (MW) akan diadakan di Sumatra dan 250 MW sisanya akan dibangun di Calimantan.
Saat ini, katanya, pemerintah menyiapkan peraturan untuk membuat dasar hukum untuk pembangunan PLTN. Rencana tersebut, stasiun produksi, selesai pada tahun 2032.
“Jadi, itu mungkin sudah mulai dibangun pada tahun 2027, tetapi kami memulai kapasitas rendah terlebih dahulu, 250 mW,” kata Bahlil.
Konstruksi pembangkit listrik tenaga nuklir adalah bagian dari penambahan pembangkit listrik yang diperoleh dari kekuatan baru dan perubahan kekuatan.
Dalam Rencana Daya (RUPTL) 2025-2034, maksud untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik adalah 69,5 gigawatt (GW).
61 persen peningkatan pembangkit listrik, yaitu 42,6 GW, berasal dari EBT. 15% atau 10,3 saya menyimpan atau menyimpan ruang.
Dan 24 persen atau 16,6 GW dari stasiun listrik tambahan adalah kekuatan dari pori -pori fosil, seperti 10,3 GW gas dan 6,3 GW. Gw.
Sebelumnya, Wakil Keamanan Keamanan Keamanan di Subetran Henekhi mengubah pemerintah diperbarui tentang listrik untuk meningkatkan undang -undang keamanan dan perkembangan PLTN.
“Kami telah meninjau nomor 10 pada tahun 1997 dalam listrik untuk memenuhi aspek keamanan, kesiapan, implementasi internasional dan pengembangan daya,” kata Haendra.
Leave a Reply