Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Bappenas meyakini Indonesia bisa lepas dari “middle income trap”

Jakarta (Antara) – Menteri Rencana Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Presiden Rachmat Pambudy percaya bahwa Indonesia dapat dipisahkan dari jaringan pendapatan moderat.

Selama lebih dari 20 tahun, pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah 5 persen. Jika ini berlanjut, situasinya akan menghadapi situasi dalam 20 tahun ke depan.

“Jika kita dapat menyatukan (dengan Parlemen) (dengan Parlemen), pendapatan sedang diharapkan keluar dari jaringan. Tidak ada alasan bagi negara -negara seperti Indonesia untuk menangkap perangkap pendapatan sedang.

Saat ini, Indonesia diminta untuk menghadapi kesulitan yang kompleks. Kemiskinan, kekurangan gizi, mulai dari kerapuhan makanan, mulai dari interval tingkat tinggi.

Berdasarkan nilai Baypenas, 180 juta orang Indonesia kurang gizi.

Namun, Indonesia memiliki pengalaman mengatasi situasi yang sama di masa lalu. Pada saat itu, kemiskinan mencapai tingkat ekstrem sejauh orang -orang di kota mengalami kesulitan dalam mendapatkan telur dan nasi.

Namun, pada tahun 1970-1990, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi yang signifikan hingga 8-10 persen. Ini mencapai 10,92 persen dari tahun 1968 menjadi 10,92 persen dan pada 1980 menjadi 8,1 persen pada tahun 1973, meningkat menjadi 8,6 persen pada tahun 1977 dan meningkat sebesar 8,22 persen pada 1995.

Menteri PPN, “Bahkan setelah dibangun dari Bapnas. Meskipun kami berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan. Meskipun kami tidak menerima kesadaran, kami setuju untuk menghilangkan manajer para pemimpin dan anggota dewan,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *