JAKARTA (Antara) – BBVET Center telah menciptakan Kementerian Pertanian (Kemementan) melakukan penyelidikan epidemi (PE) sebagai laporan terus menerus tentang penyakit oral dan kuku yang menuduh (PMK) yang ditemukan dalam bagian Lumajang, Java East.
Dirjen PKH dari Kementerian Kesehatan (Dirjen PKH) dari Kementerian Agung, Agung Suganda, dalam pernyataan Jakarta pada hari Senin, mengatakan PMK di daerah itu ditemukan melalui sistem pelaporan internet Isikihnas pada November 2024.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan kejadian pasien PMK dan menentukan penyebab dan efek penyakit pada populasi ternak dalam regensi Lumajang,” kata Agung.
Agung menekankan pentingnya pengobatan dalam kasus PMK dengan cepat dan berkoordinasi.
“Penyakit oral dan kuku (PMK) adalah ancaman serius bagi ternak kita.” Katanya.
Oleh karena itu, prosedur AGung kontinu harus dilakukan dengan cepat dan tepat.
Dia juga berharap bahwa akan ada dukungan dan partisipasi petani dalam melaporkan masalah yang diduga PMC untuk staf di cabang atau kantor yang bertanggung jawab untuk menjadi manusia dan kesehatan hewan.
Agung juga mengatakan bahwa upaya untuk memeriksa dan merawat PMK di Lumajang adalah bagian dari komitmen pemerintah untuk menjaga kesehatan ternak, yang memainkan peran penting dalam keamanan pangan nasional.
Lumajang Evaluasi Kementerian Pangan
“Pemerintah masih mempromosikan kerja sama antara BBVET dan pihak terkait untuk mengendalikan penyakit dan mengurangi kerugian bagi petani,” tambahnya.
Langkah -langkah berikut, seperti hewan baru, pemisahan dan pengobatan penyakit meningkatkan biosecuritis, kandang vaksinasi dan pelacakan kesehatan dan pengisian makanan yang diperlukan untuk mencegah penyebaran penyakit.
“Investigasi ini juga merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjaga kesehatan ternak yang memainkan peran penting dalam ketahanan pangan nasional,” jelasnya.
Dia berharap bahwa dengan proses mengoordinasikan masalah PMK, itu dapat dikelola segera, termasuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh petani di wilayah tersebut.
Bbvet wates handra wibawa mengatakan bahwa jika tim BBVet Wates bekerja dengan kantor makanan dan pertanian Lumajang
Dia menjelaskan bahwa partainya melakukan klinik tentang ternak, yang dikatakan menunjukkan gejala yang mencurigakan seperti luka, mulut dan kuku, serta gejala potensial lainnya yang terkait dengan PMK.
“Selain pemeriksaan klinik, tim juga telah menerima sampel darah, mulut dan hidung swab yang akan diuji di laboratorium BBVet Wates,” jelas Hendra.
Selama kegiatan investigasi BBVET Wates, ada juga interaksi dengan petani untuk menerima lebih banyak informasi tentang riwayat penyakit hewan yang terinfeksi dan prosedur untuk mengendalikan penyakit.
“Kegiatan ini penting untuk memastikan bahwa perawatan PMK sesuai dan mencegah dampak yang lebih luas pada sapi Lumajang.” Kata Hendra.
Leave a Reply