JAKARTA (Serangan) – Menteri Perdagangan (Mendagam) Buddha telah membuktikan bahwa diskusi tentang skema ekspor beras harus dibahas sebelumnya dalam saldo komoditas.
“Jika ekspor, jika bisa tinggi, itu sudah cukup. Tapi kemudian komoditas harus dipertimbangkan secara seimbang,” kata Jakarta, Menteri Buddha perdagangan pada hari Minggu.
Menurut mereka, barang -barang padi didefinisikan dalam neraca barang.
Dia berkata, “Jika beras terkait dengan keseimbangan komoditas, sampai didefinisikan sebagai saldo barang kita,” katanya.
Sebagai informasi, Wakil Menteri Pertanian (Vatam) Sudariaono mengungkapkan bahwa Indonesia siap mengekspor beras ke Malaysia.
Menurutnya, benar -benar ada negara yang diimpor setiap tahun.
Singkatnya, Indonesia siap mengekspor beras ke Malaysia atau negara lain, menurut perintah Presiden Prabovo Sabnto.
Cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini 70,70,66 ton, yang merupakan negara terbesar di wilayah ASEAN yang meningkatkan produksi beras Indonesia.
Stocking diperkuat oleh posisi Indonesia sebagai produsen beras terbesar di wilayah Asia, lebih besar dari negara -negara besar seperti Thailand dan Vietnam.
Ini diperkuat oleh laporan resmi Departemen Pertanian AS (USDA) Departemen Pertanian AS (USDA) di puncak produksi beras di Asia Tenggara.
Berdasarkan laporan Outlook Rice USDA, produksi beras Indonesia selama musim budidaya diperkirakan akan mencapai 34..6 juta ton, yang telah meningkat sebesar 000 dan 8,8 persen.
Cadangan padi Indonesia, yang didirikan pada tahun 699 in, adalah sekitar juta juta ton ketahanan pangan nasional.
Sebelum tekanan makanan global, akses ke stok beras tinggi adalah alat kontrol strategis negara untuk menjaga stabilitas harga di pasar dan meningkatkan kondisi Indonesia.
Leave a Reply