JAKARTA (Antara) – Administrasi Urusan Luar Negeri Indonesia sedang mempertimbangkan program pertukaran mode dengan kedutaan Australia Jakarta untuk membantu desainer Indonesia mengembangkan industri mode negara itu.
“Kami berharap, setelah kembali dari Australia, berbagi pengalamannya dan apa yang telah ia pelajari di Australia, terutama untuk kecenderungan keberlanjutan, mode, sirkulasi mode, etika dan menceritakan kisah itu,” kata Kementerian Jakarta Nigeriwat di Jakarta.
Program ini akan mencakup tiga perancang busana Australia Soeysastro -Uguste Australia, Lia Mustafa dan Nonita Respati -yang mengunjungi Melbourne pada hari Minggu.
Ketiganya di Melbourne Fashion Festival berbagi wawasan orang -orang Australia tentang batik dan mode.
Ani berharap bahwa program satu minggu dapat membantu industri mode Indonesia untuk memasuki pasar Australia dan untuk menerapkan beberapa proyek kerja sama untuk kepentingan kedua negara.
“Bagi kami, ini tidak hanya memberi mereka kesempatan untuk memasang kemampuan pribadi mereka, tetapi jenis platform dan penilaian ini sangat masuk akal untuk berkontribusi pada hubungan bilateral yang lebih dekat dengan Indonesia dan Australia,” katanya.
Dia menambahkan bahwa program ini lahir pada peringatan 75 tahun pendirian hubungan diplomatik Indonesia-Agustus.
Pada Agustus 2024, banyak desainer Australia memiliki kesempatan untuk mempelajari kerajinan lokal di Yogyakart melalui perancang yang muncul, Fashion Week 2024.
Inisiatif ini dikonfirmasi dengan menandatangani kerja sama antara Provinsi Iker (Provinsi Perawat) antara Yogyakarta dan Provinsi Australia Victoria.
Leave a Reply