JAKARTA (Antara) – Kepala pengawasan eksekutif perilaku jasa keuangan, pendidikan dan perlindungan konsumen untuk jasa keuangan (OJK) Frideric Widyasari Dewi alias Kiki mengungkapkan bahwa Pusat Anti -SCAM (IASC) menerima hingga 5.700 keluhan setelah lima hari peluncuran pada 22 November 2024.
Dari 5.700 keluhan, Kiki mengungkapkan bahwa hingga 4.000 akun tersumbat, dengan keberhasilan untuk klien 30 % dari jumlah akun.
“Dalam lima hari, hingga 5.700 dilaporkan, kemudian ada sekitar 4.000 akun yang segera ditutup, karena ditunjukkan oleh kejahatan. Kemudian, kemudian saya segera menghemat dana sekitar 30 persen,” kata Kiki selama pintu, menurut partai inklusif “setara dan kuat dibandingkan dengan Indonesia Gold 204” “di Tamma Ismail Marzuki (pada hari Jumat).
Mengenai sejumlah besar keluhan pelanggan, Kiki menjelaskan bahwa pelanggan tidak harus melaporkan langsung ke IASC, namun mereka dapat berhubungan langsung dengan bank terkait.
“Ada semua bank, semua dompet elektronik, pasar. Ya, untuk segera dicegat, uangnya, jadi itu benar -benar siap,” kata Kiki.
Sementara itu, ia mengatakan bahwa keluhan pelanggan yang berbeda termasuk hipnosis, menawarkan kode OTP oleh pelanggan, menawarkan kata sandi oleh pelanggan, mode pasokan bonus. “Ada (juga) penipuan cinta. Ternyata pacarnya berbohong seperti itu,” kata Kiki.
Kiki berharap bahwa pusat anti-scam di Indonesia akan bekerja seperti yang diharapkan oleh OJK.
Pusat Anti-SCAM di Indonesia (IASC) diprakarsai oleh OJK, Otoritas dan Lembaga yang dimasukkan dalam kelompok kerja untuk memberantas kegiatan keuangan ilegal (kelompok kerja), yang merupakan hasil dari inisiatif lembaga dalam kelompok kerja yang tepat.
Wakil Presiden Dewan Direksi Komisaris OJK, Mirza Adityaswara, mengatakan bahwa Pusat Anti-Scam dibentuk untuk terus meningkatkan perlindungan konsumen dan komunitas penipuan online.
Leave a Reply