Jakarta (Antara) – Desa Ravadi, Pancoran, Jakarta selatan, menjamin bahwa warganya di pengungsi menerima fajar dan makanan terbuka sehingga mereka dapat bertahan hidup selama banjir, masih jatuh ke wilayah tersebut.
“Kami mendistribusikan bantuan pelayanan sosial, BPBD, bahkan pelayanan dalam bentuk makanan dan fajar,” kata kepala desa Ravajati, Sariman di jurnalis Jakarta pada hari Selasa.
Sariman mengatakan ada empat pilar penduduk (RW) pada hari Selasa, 11 lingkungan (RT) menyebar, dan masih terluka oleh banjir.
Warga terkena dampak RW 01, RW 03, RW 07 dan RW 06 Rawajati.
Pos Pengungsi, salah satunya berada di kediaman resmi di sebelah Ravada San Center. Pos ini juga dilengkapi dengan layanan medis.
“Saat ini kami mengevakuasi penduduk ke tempat yang lebih aman,” katanya.
Sampai saat ini, sampai 1445, penduduk terluka dalam banjir, dan karenanya diharapkan bahwa semakin banyak penduduk yang ingin mengevakuasi.
“Kami berharap penduduk untuk sementara ingin dievakuasi, jadi lebih mudah bagi kami untuk melihat,” katanya.
Sebelumnya, penduduk mengetahui informasi banjir di RW 07 Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan selama pembersihan selama fajar.
“Ketika makanan mengangkut bayi itu, makan dan membersihkan,” kata seorang warga bernama Eva (43).
Eva memutuskan untuk mengambil bayi itu sejak awal, takut akan membasuh dalam banjir.
Terlepas dari kenyataan bahwa makan makanan, Eva dan lima keluarganya juga membersihkan barang -barang mereka dan mengenakan anak yang siap untuk evakuasi.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, jumlah penduduk pedagatne timur yang dipengaruhi oleh banjir adalah 1173 keluarga (CCS) dan 3599 orang.
Badan Administrasi DKI Regional (BPBD) mencapai 13,00 WIB, enam di Ravahata, Jakarta Selatan tumbuh dari 30 menjadi 120 sentimeter (cm) meluap Sungai Tsilivun.
Leave a Reply