Jakarta (Antara) -Kementerian Kemenrans mendesak semua pihak untuk mengembangkan perairan Pantai Kabupaten NIAS Utara di Wilayah Kabupaten NIAS Utara, yang memiliki fenomena serupa dari Laut Mati di Yordania, untuk menjadi sumber pertumbuhan ekonomi lokal.
“Yah,” Kematian Laut “di Nia Utara belum mengembangkan industri garam dan garam,” kata Viva Yoga Mauladi, Menteri Imigrasi (Wamentrans) dalam pernyataan resmi Jakarta pada hari Jumat.
Seperti Laut Mati Yordania, perairan pantai tanpa bulu memiliki ladang asin yang tinggi dibandingkan dengan perairan lain yang lebih dari 35 %, sehingga pengunjung terus melayang dan tidak tenggelam meskipun mereka tidak bisa berenang.
“Potensi wisata pantai sangat indah,” katanya.
Dia mengatakan partainya akan mentransfer kesempatan ke Kementerian Merry and Fisheries (KKP) dan PT Garam, Pt Rajawali Nusantara Indonesia (Persero).
“Komunikasi kami tentang mereka sehingga verifikasi dan mempelajari” Laut Mati “di NIAS Utara.
Selain industri pariwisata dan produksi garam, ia mengatakan bahwa Kabupaten NIAS Utara juga memiliki potensi ekonomi untuk pertanian dan penangkapan ikan.
Lima puluh persen dari populasi wilayah tersebut, didirikan pada 2008, mengikuti sektor pertanian dan penangkapan ikan.
“Kami berkoordinasi dengan KKP dan Kementerian Pertanian untuk memperkuat petani dan nelayan di sana,” katanya.
Viva Yoga juga mengatakan bahwa 153.174 Kabupaten adalah area imigrasi yang terletak di wilayah Lahewa.
Ada 75 keluarga di daerah yang telah berada di daerah itu sejak tahun 2000. Dia mengatakan daerah itu masih terbuka untuk program perpindahan berikutnya.
“Berdasarkan informasi saat ini, kehadiran program imigrasi mampu menciptakan area pertumbuhan baru di berbagai daerah di Indonesia, seperti Calimandan Utara, Soulaou Barat dan kacang selatan,” tambahnya.
Leave a Reply