Jakarta (Antara) – Direktur inti Pusat Reformasi Ekonomi Faisal (CORE) mengatakan bahwa pemerintah harus siap untuk mengurangi situasi terburuk.
“Selain itu, perlu untuk memprediksi situasi terburuk. Situasi terburuk adalah ketika Amerika Serikat tidak ingin bernegosiasi,” kata Faiisal di Jakarta pada hari Senin.
Dia mengatakan bahwa melihat proses negosiasi yang dikelola oleh Vietnam, yang mengusulkan persentase tarif pajak produk AS. Tetapi tidak diterima, pemerintah harus menyusun strategi yang diharapkan ketika ini terjadi pada Indonesia.
“Karena kita tahu bahwa ini adalah negosiasi dengan Amerika Serikat sekarang dan dalam suatu posisi, itu tidak sulit,” katanya lagi.
Untuk meningkatkan posisi negosiasi Indonesia dalam negosiasi pajak AS, ia mengusulkan agar pemerintah menemukan hanya 10 % dari opsi pasar lain karena ekspor Indonesia, termasuk menghitung rincian bahwa area mana pun harus diprioritaskan untuk mengumpulkan pajak rendah.
“Sebut saja dengan pakaian wanita, pakaian olahraga, sepatu olahraga, bahan karet, furnitur, lalu ada udang, kepiting, produk turunan, memancing, lebih dari 80 persen, jadi kami harus meminta negosiasi,” katanya.
Sekelompok delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Koordinasi Ekonomi. Airlangga Harto berangkat ke Amerika Serikat pada 16-23. April 2025 untuk menegosiasikan tingkat pertukaran masing -masing. (Satu sama lain)
Kelompok yang dikirim oleh Presiden Prabowo Subanto terdiri dari beberapa menteri dan tuan departemen. Hari ini, Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono Washington DC sedang mempersiapkan proses negosiasi.
Besok, Menteri Koordinasi Airlangga Harto dan Mari Elka Pangestu, wakil presiden Dewan Keuangan Nasional (DEN), juga akan mengikuti Amerika Serikat.
“16-23 (April) Sekelompok menteri yang ditunjuk oleh Presiden dan (Yang) masih ada di sini. Presiden OJK (Maenandra Siregar), jadi kami akan bertemu dengan Kementerian Luar Negeri USTR (Ombudsman Perdagangan AS).
Leave a Reply