JAKARTA (Antara) – Direktur Laporan LKBN antara Irfan Junaidi mengungkapkan upaya lembaga untuk mendapatkan domba informatif dari Komite Informasi Pusat (KI) di Public Information Award 2024.
“Antara tahun 2023 dari sepuluh teratas 10 kategori ini tidak informatif,” kata Irfan di Jakarty pada hari Kamis, ketika ia menjadi pembicara selama pemutaran perdana “Klinik Pelatihan Kip” dan band Focus Ki DKI.
Kondisi ini menyatakan bahwa Irfan telah memaafkan perusahaan karena Antara adalah perusahaan media yang telah memproduksi ribuan pesan setiap hari dan didirikan sejak 1937, ketika itu adalah era Belanda, tetapi menerima judul non -informatif.
Meskipun Irfan mengatakan, perusahaan juga membuka informasi seluas mungkin dengan mendaftarkan semua kegiatan melalui gerbang perusahaan.
Menurutnya, setelah itu perusahaan mencoba memeriksa apa yang menyebabkan kategori lembaga non -informatif.
“Ternyata ada prosedur yang harus dipenuhi, dan belum mirip dengan sudut PPID (Manajer Informasi dan Dokumentasi), yaitu, menempatkan tabel yang membaca PPID,” katanya.
Selain itu, kelanjutan Irfan harus memiliki saluran PPID, yang terus diperbarui setiap kali ada aktivitas dan berisi berbagai informasi.
“Tahun lalu, tahun depan, kami segera menerima 94,8 poin dan kami memiliki hadiah informasi,” katanya.
Sebelumnya, Komite Informasi DKI (KI) menyatakan bahwa klinik klinis informasi pelatihan tentang wahyu informasi publik adalah tanggung jawab moral KI karena 519 badan publik di Jakarta, 54 % tidak informatif.
“Masih ada banyak organ umum yang tidak informatif dan cukup dominan,” kata Harry Ara Hutabrat, ketua DKI Jakarta Ki.
Dia mengatakan bahwa, menurut laporan e-monev 2024, total 519 badan publik yang berpartisipasi dalam e-monev adalah 267 organ publik atau 54 %yang tidak informatif, dan lima organ publik kurang informatif.
Menurutnya, dari jumlah ini, Ki DKI mencoba memahami layanan publik melalui pelatihan klinis publik untuk mendapatkan informasi terbuka.
Leave a Reply