Jakarta (Antasa) -San Institute for Peace and Relationship (JIM) bertanggung jawab di Kamboja pada 1980 -an.
Jim adalah pemilihan strategi orang Indonesia untuk menyelesaikan perselisihan selama bertahun -tahun di Kamboja dan Vietnam.
“Ini bukan situasi yang akan terjadi di malam hari. Banyak proses dan percakapan diperlukan,”
Puja menjelaskan bahwa Jim Me, Jepang Barat, Braysia, Malaysia, Amerika Serikat di Kamboja bergabung dengan band ini.
Pertemuan itu disahkan melalui pemahaman orang -orang di Kamboja yang bebas dan bukan untuk dan sebagai pemerintah federal.
Namun, kata puja, tidak ada kesepakatan yang dilakukan pada diskusi tentang cara menggunakan tiga poin.
Masalah -masalah utama yang sulit digunakan dianggap sebagai perdamaian nasional dan menghilangkan potensi kutub dan tentara di Kamboja.
“(Jim) yang kedua dibawa untuk dibawa dari Menteri Luar Negeri Ali Alatas untuk membahas Vietnam, serta membangun pemerintahan rambut,” Puja.
Dia menambahkan bahwa Jymri, bertahan di Jakarta pada 16-18 Februari, telah menjadikan pemimpin Vietnam, mengendalikan luar biasa.
Wawancara kedua mendorong penggunaan percakapan internasional antara Paris pada Juli 1989.
Indonesia lagi sebagai peran sebagai pertemuan signifikan Kamboja telah diadakan di Jakarta.
Pertemuan yang dihasilkan untuk pemahaman potensial, termasuk janji dan pembentukan Dewan Nasional (SNC).
Selain pengembangan percakapan untuk proses perdamaian balasan, Indonesia juga melakukan pemahaman tentang daerah tersebut dan membuka wawancara, kata Puja.
“Damai adalah masalah. Semua argumen dapat dipecahkan, dan tidak ada alasan untuk mengajar untuk selamanya,” katanya.
Leave a Reply