MOMUJ (Antara) – Kinerja Gubernur Sulawesia Barat menekankan produksi cabai di sulbar panjangnya, tetap rendah, yang menyebabkan harga tegangan berlebih otomatis, meskipun mereka segera perlu meningkatkan kebutuhan penduduk.
“Inflasi Chili yang terjadi di wilayah Majena, stok pedagang di Chili terbatas karena produksi Majen Chili kecil,” kata Gubernur Sementara Sulbar Baharuddin di Momju pada Selasa.
Provinsi Kabupaten Majenski, Sulavesia Barat telah mengalami inflasi harga di pedagang penjualan pasar barang -barang Chili karena produksi petani yang rendah.
Dia mengatakan bahwa harga cabai yang dijual pedagang di pasar di Majen Regency melonjak Rp70 ribu per kilogram. Karena hanya Rp55 ribu per kilogram.
Menurutnya, produksi Chili petani di Majen hanya sekitar 749 ton per tahun, dan terbatas untuk memuaskan kebutuhan komunitas Majen yang memiliki populasi sekitar 181 ribu orang sehingga harganya telah meningkat.
Pemerintah provinsi Sulawesi Barat mempertahankan gerakan murah di pasar makanan di Kabupaten Majen, sebagai strategi untuk mengatasi inflasi ICIL agar tidak membanjiri ekonomi terhadap bulan suci Ramadhan 1446 Hijri.
Pemerintah provinsi Sulawesi Barat juga mencoba mendorong komunitas pertanian di Kabupaten Majen untuk menggunakan negara itu untuk pengembangan aset Chili sehingga produksinya dapat meningkat.
“Jika orang mengumpulkan cabai menjadi 1000 pohon, itu akan menghasilkan RP4 juta dalam sebulan, maka produksi Chili akan meningkat, mencegah inflasi dan meningkatkan pendapatan masyarakat,” katanya.
Dia mengatakan bahwa pemerintah provinsi Sulawesi Barat akan mencoba menyiapkan benih dari Chili yang dapat mengembangkan komunitas untuk meningkatkan kesejahteraan.
Leave a Reply