Jakarta (Antara) – Pemerintah Distrik (PetProv) di DKI setuju, salah satu penyebab terbesar banjir terbesar di pantai Jakarta terakhir karena proyek pembangunan pesisir dirancang untuk berupaya, tidak selesai.
“Kami melihat bahwa tidak ada daerah yang tidak terkendali (ekstensi pantai) yang merupakan tempat mereka dipengaruhi oleh perampok.
Teguh terungkap, 39 km pakaian sekarang, bagaimanapun, hanya karya literal dengan 22,9 km. Artinya, masih ada 16,1 km yang belum selesai.
Teguh menjelaskan bahwa pekerjaan konstruksi adalah kooperatif antara Departemen Pekerjaan Umum (PU) Pemerintah Distrik Jakarta.
“Memang, dengan kita, dan pekerjaan umum untuk mencoba menyingkirkannya sebentar, apa yang bisa kita lakukan ketika itu terjadi,” kata Teguh.
Di sisi lain, kepala aktif Kantor Sumber Daya Air (Ka Agustin, telah menghasilkan berbagai fitur yang menghasilkan kemajuan lapangan yang tertunda dari tujuannya, 2028.
“Rintangan pertama adalah memaksa pembelian produk dan layanan yang terkait dengan proyek pembangunan. Kedua, pemerintah membutuhkan waktu lama untuk melakukan pembentukan bangunan ini,” kata Ika.
Kelasnya, Kwakaka, kita harus dapat memastikan bahwa kita tidak mencegah kapal dari lapangan tanpa mencegah pergerakan perjalanan. Selain itu, harus ada komunikasi dengan nelayan yang terkait dengan zona penangkapan ikan.
Sebelumnya, pantai 39 kilometer selesai pada tahun 2028. Sekarang tujuannya adalah untuk meninggalkan kabel untuk mengundurkan diri setelah 2030.
“Jadi kita perlu waktu untuk menggabungkan ini, jadi tujuannya adalah kembali sampai tahun 2030,” kata Ika.
Leave a Reply