Jakarta (Antara) – Kepala Terminal Rambutan Kampung, bekerja sama dengan DKI Jakarta National Amil Zakat/Zakat, menawarkan layanan pijat gratis untuk penumpang dan pengemudi bus dengan memperkuat orang -orang dengan cacat buta sebagai massa.
“Sebagai manusia, mereka tidak boleh memandang mereka dengan satu mata (karena itu diratifikasi),” kata sukarelawan Baznas Bazis DKI Jakarta Muhammad Syahril Alamsyah di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Minggu.
Mereka (pijat buta) berasal dari lembaga sosial yang dikelola oleh DKI Jakart Social Service (Dinsos).
Orang buta yang melayani sebagai massa berasal dari usia yang berbeda, dari 20 hingga 50. Dalam satu hari, mereka dipekerjakan oleh delapan buta.
Mereka dibagi menjadi dua shift kerja dengan masing-masing tim yang terdiri dari empat orang, termasuk shift pertama mulai dari 09.00-14.00 WIB, dan layanan lain di 14.00-21.00 WIB.
Kecacatan buta biasanya dapat menawarkan layanan pijat antara lima dan delapan orang.
Tidak hanya penumpang atau pengemudi bus juga dilayani oleh layanan pijat ini dari handicapo, tetapi juga melayani masyarakat umum, yang aktif pada terminal seperti pedagang atau petugas lainnya.
“Sebenarnya, tidak terbatas sebanyak yang saya bisa. Saya juga mengkonfirmasi dengan mereka, saya ingin melanjutkan atau beristirahat terlebih dahulu. Ini membatasi paling banyak jika mereka memijat antara 10-15 menit per orang sehingga mereka tidak mengosongkan dari energi mereka,” katanya.
Layanan ini telah dibuka sejak 26 Maret. Pada bulan Maret 2025. Terutama untuk Idul Fitri 31. Pada bulan Maret 2025, layanan pijat orang cacat ditutup dan dikembalikan ke operasi 1. April 2025 dan berakhir pada April 2025.
Layanan pijat DKI Jakarta Baznas-Baznas-Baznas tidak hanya di terminal Kampung Rambutan, tetapi juga tersedia di Stasiun Pulo Bang dan Stasiun Pasar Senen.
Neneng, salah satu gangguan panggilan di terminal Kampung Rambutan, mengakui bahwa ia senang bahwa ia dapat berpartisipasi dalam program ini, yang tidak hanya bermanfaat untuk pengembangan keterampilan, tetapi juga mendorong kepercayaan kecacatan terhadap kecacatan di tengah -tengah masyarakat umum.
“Cacar buta bukan karena (faktor) uang, ya. Mungkin sebagai uang di mana pun orang dibutuhkan,” katanya.
Tapi setidaknya, katanya, mereka memiliki kepercayaan diri. “Lanjutkan dengan harga diri, pola pikirnya lebih kuat ketika menonton orang. Ini khususnya,” kata Neneng.
Untuk wanita berusia 55 tahun ini, momen pertamanya adalah menawarkan layanan pijat untuk masyarakat di musim Lebaran musim kandang. Selain kegiatan tahunan ini, Handiceps Senior umumnya membuka salon pijat mereka sendiri di rumah mereka.
“Untuk ibu, orang -orang di Jakarta. Jika kamu pulang, setidaknya ada dua jam.
Pada hari Minggu atau D-1, Lebaran menjalankan aliran domestik di terminal Kampung Rambutan Mellasi. Dari jam 6 sore hingga 2 siang ada 908 penumpang yang meninggalkan terminal ini dengan bantuan 80 armada bus.
Sorotan arus pengembalian di terminal Kampung Rambutan berlangsung tahun ini di H-3 Lebaran atau 28 Maret 2025 dengan total penumpang dengan 3.324 orang.
Leave a Reply