Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Warga kolong tol dinilai perlu pendampingan saat tinggal di rusun

ANTARA – Pengamat kota untuk Trisaksi yayat supratna, apartemen, flat, jakarta barat, jelambar baru, jelambar baru, berpikir mereka membutuhkan bantuan dan pelatih untuk memastikan mereka hidup di lingkungan baru.

Yay Yayat mengatakan pada hari Jumat bahwa ketika Yayat menghubungi Jakarta di Jakarta pada hari Jumat, ia perlu membantu “sikap/perilaku) mereka di apartemen.

Penilaian menanggapi kebijakan Jakarta, yang dipengaruhi oleh setidaknya 257 keluarga, dengan Angke Toll dibebankan oleh Angke, total 685 orang, atau kembali ke daerahnya minggu ini.

Menurut Yayat, penduduk desa Kolong akan merasa gagap saat pindah ke apartemen.

Yayat, “Toilet, toilet, toilet (kesalahan kamar mandi) dan penghuni rumah tiba -tiba tidak, karena mereka“ terkejut ”(kejutan),” katanya.

Karena alasan ini, ia mengatakan penduduk yang terbiasa tinggal di komunitas kumuh harus menjadi bimbingan moral karena tidak membangun kembali apartemen.

Selain itu, Kolong Toll Angke yakin penduduk ingin pindah, salah satunya disebabkan oleh penawaran sewa gratis enam bulan. Setelah akhir periode bebas, Yayat khawatir bahwa mereka pada akhirnya akan kembali ke kampung halaman mereka.

“Apakah dia masih bertahan di sana setelah enam bulan? Karena keberlanjutan tergantung pada kemampuan untuk membayar sewa,” katanya.

Menurutnya, implementasi sejauh ini telah dipindahkan ke apartemen lain dan ketika mereka tidak dapat membayar setelah mereka tidak dapat membayar dan kemudian kembali ke lokasi asli, mereka tidak dapat membayar.

Khawatir bahwa penduduk Yayat tidak akan dapat membayar sewa setelah pembayaran gratis dan akan kembali untuk menemukan kesenjangan di bawah tentara bayaran untuk hidup secara gratis.

“Jadi, jika Jakarta 1,2 juta rp per bulan di Jakarta, dapatkah mereka memiliki kehidupan yang baik di apartemen mereka?” Kata Yayat.

Jika tidak ada bakat ekonomi, itu berlanjut, maka hanya ada upaya mobilisasi, tetapi masalahnya adalah kehidupan mereka.

Sebelumnya, terdiri dari 257 keluarga dengan total 685 orang, 685 mengungsi, 139 keluarga dengan DKI Jakarta KTP, 98 keluarga dengan KTP, dan 20 keluarga tanpa KTP selain Tird Jakarta. Tir Jakarta KTP dan 139 presiden keluarga dan 20 keluarga tanpa KTP masih mentransfernya ke berbagai apartemen di Jakarta.

Kecuali untuk TIRT di Jakarta, 98 keluarga KTP tidak dipindahkan ke apartemen, tetapi setiap keluarga memberikan kompensasi dua bulan sewa untuk 1,5 juta rp.

Sementara itu, layanan sosial Tir Jakarta akan memudahkan 98 keluarga yang ingin kembali ke asal mereka tanpa mengurangi biaya kompensasi.

Sebelumnya, Walikota Barat Jakarta Uus Kustwanto mengatakan dia akan digunakan sebagai ruang terbuka publik oleh pemerintah daerah di bawah Angke Toll Road, Grogol Petamburan, Grogol Petamburan, Grogol Petamburan.

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Kementerian Perumahan dan Penyelesaian membahas jalan tol Angke setelah pemindahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *