JAKARTA (Antara) – Presiden industri Raza Energi Asia Abbi Anders Maltsen, energi menerangi kompleksitas Indonesia dan Azaka tenggara dalam hal perubahan.
Menurut Maltsen, setiap negara memiliki kondisi dan spesialisasi yang berbeda, dari tingkat area, lokasi geografis, yang nantinya akan mempengaruhi segala jenis investasi dalam energi.
“Negara -negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menunjukkan kemajuan (dalam hal Ruang Energi), tentu saja kami ingin bekerja dengan cepat, tetapi ini adalah hal yang rumit,” kata Maltseon ketika ia bertemu Knight di Jakarta pada hari Selasa.
“Banyak pemangku kepentingan, teknis dan efisiensi. Selain itu, energi terbarukan dari masing -masing negara juga berbeda dan aksesi berbeda,” tambahnya.
Namun, Maltesen mengatakan bahwa hal yang menarik di Indonesia adalah banyak sumber energi baru terbarukan (EBT), seperti ruang energi geologis, energi matahari, energi angin.
Dia melanjutkan, Indonesia berada di garis depan pertukaran energi dengan peran penting mereka dalam membentuk masa depan Asia Tenggara.
Sebagai bidang energi terbesar di bidang ini, pembangunan ekonomi dan jalur menuju populasi mengkonfirmasi pentingnya solusi berkelanjutan.
Menggunakan sumber daya berbasis energi terbarukan yang kaya, Indonesia memiliki peluang besar untuk membangun masa depan zona energi hijau yang tidak hanya mempromosikan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menghilangkan perubahan iklim dan menjamin kecepatan dan efisiensi energi untuk semua.
Maltsen juga tidak menghindari menjadi sangat bergantung pada Indonesia pada bahan bakar fosil dan pabrik uap (plus). Namun, ia melihat ini sebagai langkah pertama dalam pertukaran energi energi di masa depan.
“Perubahan energi tidak dapat dianti semalam. Indonesia telah menjadi investasi besar dalam konstruksi PLA dan itu sangat mahal. Kami tidak dapat segera menghentikannya karena pada akhirnya kami lebih suka sumber energi lainnya.
Untuk alasan ini, ia menilai bahwa keseimbangan antara keamanan energi, daya tahan dan efisiensi dapat dialami dengan kerja sama strategis dan kerja sama, kedua negara, regional dan industri.
“Segala sesuatu harus terlibat dalam mewujudkan perubahan energi terbarukan. Kita tidak dapat melakukannya untuk diri kita sendiri. Kolaborasi sangat penting. Jika lebih banyak kerja sama menjadi perpecahan dari energey,” kata Maltsen.
Leave a Reply