Jakarta (Antara) – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Juliter memiliki bahwa untuk pengantar Tangel 50 (b 50.000 kilogram (CL) membutuhkan 17,9 juta ton minyak kelapa sawit dan membutuhkan bagian dari minyak kelapa sawit dan membutuhkan tambahan 2.3
Selain itu, untuk menghasilkan 23,67 juta KL B60, ia menempati 21,5 juta ton minyak kelapa sawit dan area tambahan tanah kelapa sawit 3,5 juta ha. Sementara itu, untuk memproduksi 39,45 juta CL B100, membutuhkan 35,9 juta ton kelapa sawit dengan kelapa sawit dengan area tambahan В סק € 4,6 juta ha.
“אין דער צוקונפֿט, מיר זען b50, b60 צו B100, ilkanאָס ו דאַרפן נאָך לאַנד צושטעלן רוי מאַטערין איאָט ארבעטן א א א א א א א א א א א א א א ארבעטן א א ארבעטן ארבעטן ארבעטן ארבעטן. אין אַ ארבעטן דזשוליאָט אין אַ ארבעטן דזשוליאָט אין אַ ארבעטן דזשוליאָט אין אַ ארבעטן דזשוליאָט אין אַ י יולי.
Juliti masih menyatakan bahwa untuk tanah tambahan, pemerintah membuka penggunaan taman umum dan koperasi untuk memenuhi kebutuhan B50-B100.
“Pada tahun 2025, kami memperkenalkan B40, di mana produksi kami adalah 15,6 juta KL,” kata Juluiot.
Kebutuhan insentif yang disiapkan, tetap ada, adalah tentang RP. 47.1 triliun. Sementara itu, kebutuhan akan minyak kelapa sawit memiliki sekitar 14,3 juta ton.
“Ini dilakukan di tingkat internal dan tidak ada tambahan (tanah),” kata Juluiot.
Sebelumnya, CEO New Energy, Renewable dan Energy Conservation (EBTKE) Anya Listyani Devi mengatakan pengenalan B40 dapat mengurangi Indonesia tergantung pada tambalan pada pengajuan tambalan pada pengajuan impor (BBM).
Ini konsisten dengan presiden Astacit Sunianto, menyadari keberlanjutan dan pemotongan energi di Indonesia.
Sejak diterapkan pada 1 Januari 2025, program B40 telah mencapai distribusi yang relevan. Pada 18 Februari 2025, distribusi internal mencapai 1,47 juta klos 1,4,4 persen dari total distribusi nasional dari 15 616 juta kelas.
Dari jumlah tersebut, 767.283 kl berasal dari PSO atau 10,6 persen dari total distribusi PSO 7.48.481.481 juta km.
Leave a Reply