Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Bulog menjaga kualitas beras impor dengan fumigasi dan perawatan rutin

Jakarta (Antara) – Bullog Perum mengatakan itu terus mempertahankan kualitas beras impor untuk mempertahankannya terhadap kerusakan, salah satunya disebabkan oleh dengungan biasa setiap beberapa bulan untuk mencegah kutu pada beras.

Direktur bisnis Bulog Fabby Novita mengatakan pada hari Senin untuk berpartisipasi dalam kegiatan Samporna di Jakarta, “Kami selalu menyadari nama nama, misalnya, berapa bulan, jadi. Dan biasanya kami melakukannya secara teratur.”

Dia mengatakan Dhuman dilakukan sebagai bagian dari pemeliharaan beras yang disimpan di gudang dan memastikan bahwa beras tidak terkontaminasi dengan serangga dan cocok untuk konsumen untuk didistribusikan kepada konsumen.

Terlepas dari Dhuman, beras juga mendapatkan perawatan lain, seperti penyemprotan dan regulasi suhu penyimpanan, sehingga kualitas dipertahankan selama proses penyimpanan.

“Misalnya, ketersediaan makanan di gudang adalah jika gudang fumigasi setiap tiga bulan. Prosesnya disemprot dan lainnya.

Selain itu, perawatan ini tidak hanya berlaku untuk beras impor, tetapi juga berlaku untuk beras rumah tangga yang disimpan di penyimpanan bullogue untuk menjaga keamanan pangan yang meluas.

“Beras mirip dengan perawatan. Jika sudah tiga bulan, kita melihat apa yang akan kita lihat apa yang kita jaga dengan apa yang kita fumigasi, jadi semuanya adalah untuk menjaga saham pemerintah,” katanya lagi.

Dia juga menyebutkan bahwa stok beras yang disimpan dalam penyimpanan bullogue saat ini mencapai sekitar 2 juta ton, yang termasuk campuran beras impor dan beras rumah tangga untuk Cadangan Padi Pemerintah (CBP).

Meskipun ada stok yang cukup besar, bulog bersikeras bahwa mereka sekarang berfokus pada upaya untuk memaksimalkan produksi beras domestik untuk mengurangi ketergantungan pada risimport.

Pemerintah berkewajiban untuk memastikan aksesibilitas makanan yang stabil dan aman bagi masyarakat untuk mempertahankan kualitas beras yang disimpan dalam stok untuk cadangan makanan nasional melalui bulog.

“Masalahnya adalah bahwa barang -barang yang masuk ke rumah penyimpanan bullogue menjadi wadah pemerintah di dalam atau di luar negeri. Tetapi sekarang kami tidak memiliki impor, kami memaksimalkan produksi domestik,” kata Fabi.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudarino, yang juga bekerja sebagai ketua Dewan Mustvisory Buog Perm, akan secara langsung memeriksa kualitas beras yang disimpan di gudang bulog, yang ternyata adalah beras bulog untuk mengikuti laporan dari berbagai pihak.

Sudarino bertemu dengan Mahal -Campus Presiden, Jakarta, Rabu (12/3) dan berkata, “Saya juga memiliki dewan pengawas di banteng.

Dia melanjutkan dengan Bullogue terus meningkatkan sirkulasi dan kontrol penyimpanan beras, sehingga kesimpulan Lus Rice jatuh di masa depan.

Sementara itu, kutu ditemukan untuk beras dan tidak cocok untuk dikonsumsi, Sudarino mengatakan metode lain seharusnya.

“Pasti ada cara lain, apakah itu pakan ternak atau apa pun,” katanya.

Sejauh ini, Bullogue masih mendeteksi jumlah beras yang rusak atau didiskualifikasi untuk dikonsumsi. Sudarino berharap jumlahnya tidak banyak.

“Hitungan kami tidak banyak. Kami memeriksa lagi, tetapi tidak banyak. Ya, itu tidak datang, yang hingga ratusan ribu dan bukan kapan. Kami memeriksa. Tapi itu masih sepadan dengan uang. Jangan biarkan mereka rusak,” kata Sudarino.

Selama pertemuan kerja bersama dari Kementerian Pertanian di Jakarta pada hari Selasa (11/3), ketua Komisi Perwakilan IV Titic Suharto mengungkapkan hasil sisa beras impor tahun lalu, yang merupakan kutu dan tidak cocok untuk dikonsumsi di gudang bulog di Yogyakarta.

“Kami meninjau Bulog Warehouse di Yogya, di mana kami menemukan bahwa masih ada banyak beras yang tersisa di gudang,” kata Titik selama pertemuan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *