Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Wamen PU: 29 rumah dibangun, pemulihan pelanggaran HAM di Aceh

Jakarta (Antara) – Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti mengatakan bahwa 29 unit perumahan diselesaikan dalam upaya untuk memulihkan korban pelanggaran hak asasi manusia di Essh.

“Pemerintah memegang, bagi mereka yang terinfeksi hak asasi manusia ini, kami tidak diam. Kami melakukannya (29 unit) rumah, (korban pelanggaran yang merupakan ukuran hak asasi manusia di Aceh),” kata Diana di Jakarta pada hari Senin.

Lusinan rumah selesai pada tahun 2024, katanya. Rumah -rumah ini dibangun oleh Direktorat Jenderal Perumahan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Umum pada saat itu.

“Jika anggarannya, anggarannya adalah RPG. Ada 60 juta dan total 29 unit perumahan. Total anggaran sekitar Rp3,4 miliar,” katanya.

Wakil Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) mengunjungi dukungan di akhir pekerjaan umum karya Diana Kusumastu secara terbatas.

Keduanya membahas upaya untuk memulihkan korban dalam pelanggaran hak asasi manusia Inggris, salah satunya adalah Roomoh Jidong, PD, Akeo Memorial Living Park, yang dirancang untuk menjadi simbol rekonsiliasi dan pendidikan.

Diana mengatakan pembangunan itu merupakan bukti yang jelas bahwa pemerintah menghadapi pelanggaran hak asasi manusia di wilayah tersebut.

Dia mengatakan upaya untuk memulihkan korban pelanggaran hak asasi manusia di Aceh tidak hanya berpartisipasi dalam Kementerian Pekerjaan Umum dan 19 Kementerian/Lembaga. Namun, ia tidak menentukan kementerian/organisasi.

“Sebuah pekerjaan yang dilakukan di Kementerian Pekerjaan Umum, Memorial Living Park, rumah yang melanggar hak asasi manusia, rumah, cara irigasi, air dan jalan,” kata Women Diana.

Dia menjelaskan bahwa The Memorial Living Park menggabungkan konsep monumen dan tempat -tempat umum yang mendapat manfaat dari komunitas yang mencakup 7.015 m2.

Rentang pekerjaan termasuk masjid kebugaran, area bermain anak, Aki Pinto, dan tangga dan sumur, yang menjadi peristiwa bersejarah.

The Memorial Living Park dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum di ACEH Regional Regulation Infrastructure Center (BPPW) dalam anggaran RP13 miliar. Proyek ini diharapkan akan dibangun pada 13 Oktober 2023-31 Mei 2024 dan akan diluncurkan pada Februari 2025.

Di tempat yang sama, Sipin mengatakan Memorial Living Park ditujukan untuk mengingatkan semua pihak, sehingga tidak akan ada insiden di masa depan seperti itu.

“Memorial Living Park adalah tempat untuk pendidikan masyarakat dan ruang konferensi komunitas. Kita akan melihat masa lalu, yang akan menjadi pertemuan persahabatan dan pendidikan, yang merupakan titik dari Taman Hidup Memorial,” kata Wakil Menteri.

Dia memuji pembangunan untuk memulihkan korban pelanggaran hak asasi manusia yang diselenggarakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum.

“Kami berarti bahwa dari Kementerian Hak Asasi Manusia, kami maksudkan bahwa upaya dilakukan untuk menyelesaikan atau memulihkan korban pelanggaran hak asasi manusia yang kotor,” katanya.

Pengembangan Memorial Living Park PD Pengajaran Presiden Nomor 2 tahun 2023, salah satunya sehubungan dengan penerapan rekomendasi untuk mengatasi pelanggaran hak asasi manusia dan insiden itu terjadi di distrik Tiga Glyimpong di wilayah Roomoh Giodong.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *