Jakarta (Antarra) – Kantor Polisi Jakarta Selatan (Satpol PP) siap memprediksi bencana pembangkit listrik tenaga air selama musim hujan.
“Sebagai tanggapan, saya berdoa agar semua orang akan lari dari tingkat desa ke kota dan meningkatkan kewaspadaan dan harapan, terutama banjir, tanah longsor dan pohon -pohon yang tumbang,” kata komandan eksekutif harian (PLH) polisi Jakarta Jakarta Selatan pada hari Kamis.
Ramat mengatakan bahwa perkiraan meteorologi, iklim, dan geofisika untuk musim hujan (BMKG) di Jakarta akan berlanjut pada Maret 2025.
Dia percaya bahwa staf SATPOL PP di bidang ini harus terus mengoordinasikan semua aspek teknis dan non-teknis yang terkait dengan sumber daya manusia dan mendukung pasokan fasilitas dan infrastruktur manajemen bencana.
“Perawatan awal di daerah ini harus dilakukan sesuai dengan metode operasional standar saat ini (SOP),” katanya.
Rahmat juga telah meminta Pusat Komando Satpol Satpol PP Selatan (Pusat Komando) untuk terus memantau atau memantau status kamera pengintai lokal (TV/CCTV tertutup).
“Kami memiliki 80 CCTV dan hingga 20-40 kamera, menyoroti poin, yang merupakan posisi gangguan potensial dari struktur publik terhadap bencana,” katanya.
Sebelumnya, Badan Manajemen Bencana Regional DKI Jakarta (BPBD) telah menjalani perubahan cuaca (OMC) sejak awal Februari 2025.
Metode yang digunakan adalah biji garam (NaCl) untuk mengurangi kemungkinan hujan lebat yang dapat menyebabkan banjir.
Operasi ini disorot di bagian barat dan utara Jakarta. Ini karena kedua wilayah tersebut sering kali merupakan bencana pembangkit listrik tenaga air yang tren.
Biro Manajemen Bencana Regional DKI Jakarta (BPBD) mengatakan bahwa perubahan cuaca (OMC) yang terjadi sejak Sabtu (2 Januari) dapat mengurangi curah hujan di Jakarta sebesar 38-54%.
OMC dilakukan oleh DKI BPBD dari 6 Februari hingga 6 Juni 2025, bersama dengan cuaca, iklim, iklim, dan ilmu panas bumi (BMKG), Badan Manajemen Bencana Nasional (BNPB), Angkatan Udara dan PT RAI.
Leave a Reply