Jakarta (Antara) – Wakil Provinsi DKI Jakarta Teguh Setiabudi mengikuti Wakil Presiden Gibra Rakabuming Cancer Street untuk meninjau banjir air laut (Rob) di Muar Penjaringan (Jakut).
“Setelah acara di Monas, wakil presiden memutuskan untuk langsung ke tempat Muar secara langsung melihat situasinya,” kata Teguh ketika dia ditemukan pada hari Rabu.
Teguh berkata, ketika dia tiba di lokasi 10,30 getaran, kondisinya relatif lebih baik dari sebelumnya dan penuh untuk bertindak.
Selain itu, sesuai dengan penjelasan meteorologi, klimatologi dan agen geofisika mungkin akan dikurangi secara signifikan mulai Kamis (11/21), karena situasinya mendekati bulan.
Bulan mati adalah bulan ketika bulan berada tepat di antara bumi dan matahari, sehingga tidak menerima cerminan sinar matahari dan terlihat gelap.
Selama peninjauan, Teguh mengatakan Gibra berjalan di seluruh desa yang sudah terpengaruh oleh banjir.
Komunitas MUA Angke juga menyatakan terima kasih atas perhatian pemerintah pusat untuk melihat di mana banjir terikat dengan Jakart utara.
“Meskipun kondisinya mulai mengering, ia (Gibran) masih berbicara kepada penduduk DPR dan jumlah banjir, termasuk keadaan anak -anak yang mengganggunya, termasuk keadaan anak -anak yang kesal,” kata Teguh.
Di sisi lain, Teguh juga telah melaporkan beberapa penyebab banjir Muarke Angke Gibra. Salah satunya adalah karena tidak ada empat silomer untuk pantai Muara.
“Saya berharap anggaran membahas DPPRD, pengembangan dapat segera dimulai. Kami juga melaporkan keberadaan air baru untuk mempercepat aliran air, yang sekarang mulai memiliki dampak positif,” kata Teguh.
Dia menjelaskan Teguh, Gibra memberikan pentingnya mempercepat pembangunan infrastruktur untuk mencegah banjir di masa depan.
Gibra juga mendedikasikan perhatian khusus pada masalah sosial di lapangan dan solusi jangka panjang untuk masyarakat yang terkena dampak.
Leave a Reply