Jakarta (Antara) -Toror Home Affairs (Menteri Kota) Inflasi Tito Carnavia Indonesia, yang dikendalikan oleh inflasi Indonesia dari Desember 2021 hingga Desember 2021.
Markas besar koordinasi kontrol inflasi regional (pertemuan terkoordinasi), Bhakti Praja Building Headquarters (SBP) (Kemandgri), Jakarta, bertanggung jawab atas Jakarta.
“Ini berarti bahwa inflasi kami masih terkendali, karena target pemerintah pusat, tingkat inflasi harus dipertahankan antara 1,5 persen dan 3,5 persen atau bahasa lain, targetnya adalah 2,5 persen ditambah pengurangan 1 persen.
Sementara itu, inflasi Indonesia pada bulan Desember 2021 dari bulan ke bulan (M-ke-M) pada bulan Desember 2021.
Ini menggambarkan publikasi terbesar di sektor makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,7 persen inflasi 5,7 persen dalam 5,5 persen. Pertumbuhan ini terjadi dalam acara besar, terutama selama Natal dan selama Tahun Baru 2025 (NATO).
“Kami pikir, terutama ketika ada acara nasional besar, terutama Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru dalam permintaan, permintaan, terutama makanan, minuman ketika mereka untuk pesta dan acara yang ramai,” katanya.
Dalam kasus sektor kesehatan, inflasi telah meningkat 0,35 persen. Selain itu, sektor pemeliharaan swasta dan layanan lainnya berkontribusi terhadap inflasi 0,02 persen, termasuk inflasi 0,26 persen.
Inflasi di sektor transportasi adalah 0,04 persen. Kebijakan pemerintah mempengaruhi biaya penerbangan pada inflasi yang signifikan di sektor transportasi.
“Kebijakan pemerintah yang telah dinaikkan oleh presiden secara langsung, untuk mengurangi biaya penerbangan 10 persen.
Tito mengatakan, meskipun tingkat inflasi terkendali, inflasi di beberapa daerah masih relatif tinggi, dan salah satunya adalah Papua Mountain Pradesh.
Dia bermain (bertindak) bahwa penyebab dan solusi dari kondisi ini diperlukan oleh Gubernur Papua Velix Wangai.
“PJ. Gubernur Pegunungan Papua juga hadir (dalam pertemuan terkoordinasi kontrol inflasi), harap dapat memperhatikannya,” katanya.
Dari Menteri Urusan Dalam Negeri, tingkat inflasi gunung Papua adalah 5,3636 persen, diikuti oleh provinsi lain, termasuk pusat Papua 5,27 persen, Papua Barat 2,5 persen, pasir 2,5 persen, Sumatra Utara 2,2 persen, Kalimanta Selatan 2,2 persen, Kaliman Selatan.
“Jika tujuan nasional, saya ulangi, jumlah maksimum target kami adalah 3,5 persen nasional, 3,5 persen, kecuali di provinsi, yaitu Papua, 5,36 persen.
Leave a Reply