Jakarta (Antara) – Indonesia menerima EUR 14,7 juta (sekitar 248,8 miliar rp) dari Uni Eropa (UE) dan Prancis untuk pengembangan transisi energi di negara tersebut.
“Uni Eropa menyebabkan AFD (Agena Française de Developpement) 14,7 juta Euro. Sekarang kami memiliki kedua saksi, AFD kemudian bekerja sama langsung dengan PLN,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dadan Kusdiana, ketika Rabu meluncurkan transisi energi.
Dadan menjelaskan bahwa dari dana hibah reguler yang diberikan oleh Program Transisi Energi Indonesia (IPF) akan menggunakan hingga 44 persen atau sekitar EUR 6,5 juta (109,85 miliar rp) untuk mengembangkan energi terkait energi, sementara sisanya akan digunakan oleh Kementerian Energi dan Mineral.
“Oleh karena itu, hanya 6,5 juta euro yang digunakan dalam PLN, yang sekarang terlihat. Kami memiliki kerja sama lebih lanjut, kami memiliki kerja sama mineral, kami adalah bagaimana mempromosikan mineral berkelanjutan. Kerjasama semacam itu ada,” katanya.
Dalam kasus yang sama, Sinthya Roesli, direktur keuangan PLN, mengatakan bahwa bantuan akan digunakan dalam persiapan untuk proyek transisi energi, bantuan teknis dan memastikan bahwa proyek tersebut dikaitkan dengan distribusi transmisi atau energi terbarukan.
“Kami sangat berterima kasih dan siap untuk mendukungnya. Selain itu, saya pikir kami juga akan menggunakan beasiswa dalam sejumlah kemampuan atau penguatan institusional, yang juga membantu transisi energi nanti,” katanya.
Sementara itu, Duta Besar Prancis di Indonesia, Timor Leste dan Asean Fabien Penon, mengatakan pabrik transisi energi Indonesia mengacu pada langkah -langkah penting untuk mempercepat transisi Indonesia dengan keunggulan yang signifikan di wilayah tersebut.
Hibah melalui program akan fokus pada dua komponen. Pertama, dukungan untuk kebijakan energi dan kedua, persiapan untuk proyek -proyek baru energi dan transmisi terbarukan.
“Seperti yang kita semua tahu, transisi energi adalah masalah yang kompleks dan transformasi. Transisi ini tidak hanya membutuhkan investasi besar, tetapi juga kemitraan yang kuat, inovasi dan komitmen jangka panjang untuk menyeimbangkan tujuan lingkungan, ekonomi dan sosial,” katanya.
Menurut visi transisi energi yang benar, ia terus pergi ke ruang yang bertujuan menciptakan peluang ekonomi baru, perlindungan pekerjaan dan mendukung komunitas yang rentan. Dengan kerja sama ini, kompetensi umum Indonesia, Prancis dan AFD dan Uni Eropa akan digunakan untuk mempercepat penggunaan energi terbarukan dan mengatasi kompleksitas transisi energi
“Peluncuran mesin ini adalah langkah penting dalam strategi transisi energi yang lebih luas di Indonesia. Ini mendukung kemitraan obyektif dari Fair Energy (JETP), yang diluncurkan pada KTT G20 di Bali 2022,” katanya.
Leave a Reply