Jakarta (Antara) – Analis riset Phintraco Sekaritas Nurwachidah menasihati investor untuk memilih saham yang terus -menerus membagi dividen dengan nilai jumbo untuk memprediksi fluktuasi pasar.
“Untuk mengurangi risiko fluktuasi, saham yang terus -menerus berbagi dividen dan nilai jumbo dapat menjadi investasi alternatif, setidaknya untuk paruh pertama tahun 2025.”
Mengikuti amandemen 2,65 % pada tahun 2024, indeks harga assembly (CSPI) menunjukkan tren positif awal tahun ini. Tahun (YTD) meningkat sekitar 2,5 persen dan kembali ke tingkat psikologis 7.200.
Terlepas dari kinerja yang signifikan di pasar saham, Noruchida telah menemukan bahwa ada lebih banyak risiko di pasar keuangan global untuk fluktuasi, yang bisa menjadi pandangan negatif dari anggaran domestik, termasuk saham.
Salah satu bahaya Donald Trump adalah bahwa ia secara resmi menjabat sebagai presiden AS. Manuver yang dilakukan oleh Trump adalah masalah pasar, jadi ada fluktuasi yang diharapkan.
Karena alasan ini, investor disarankan untuk mencampuradukkan keranjang investasi dengan hati -hati. “Risiko harus dihitung secara ketat dan faktor utama harus diluncurkan,” katanya.
Dalam kasus dividen, Noor mengatakan petisi untuk pemegang saham pemegang saham tahunan (RUPS) biasanya diajukan pada bulan April. Investor dapat mulai mengevaluasi murah, tetapi mereka masih mendistribusikan dividen.
Misalnya, di sektor keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK (BBRI), mereka biasanya menawarkan dividen mereka hingga lebih dari 80 %, meskipun saham direformasi tahun lalu.
Sementara di sektor asuransi publik, salah satu hal yang tampaknya dia pt Asuransi Tugu Pratam Indonesia TBK (Tugu Insurance/Tugu) adalah penerbit anak -anak booming anak -anak.
Saham Tugu saat ini merupakan evaluasi kecil, dalam kisaran harga 1000 rp dengan rasio harga dan harga (PBV) di bawah 0,5 kali. Namun, target rata -rata saham Tugu oleh analis masih berada di area RP 2000.
“Monumen ini kompatibel untuk dividen dengan 40 %,” jelasnya. “
Leave a Reply