Jakarta (Antar) – Menteri Keuangan Shri Mulleiya Indravati mengatakan bahwa industri produksi Indonesia umumnya menunjukkan peningkatan dalam konteks penghentian pekerjaan (PHK).
“Ada larangan, tetapi data kami menunjukkan bahwa produk tekstil dan tekstil (TPT) dan sepatu tumbuh untuk ekspor dan pertumbuhan,” kata Shri Mulani dalam masalah Maret 2025 di konferensi pers APBN di Jakarta pada hari Kamis.
Berkenaan dengan ekspor, banyak industri di Indonesia melaporkan peningkatan ekspor pada 25 Januari, meskipun ada gangguan global. Industri ini mencakup elektronik (8,5 persen), persiapan mikro (0,2 47,5 persen), tembaga (6,6 persen), alas kaki (1 persen) dan TPT (8,8 persen).
Dia mengatakan: “TPT sangat rendah, tetapi itu adalah satu poin persentase positif, bahkan persentase yang harus dilakukan,” katanya.
Sementara itu, ketika terlihat dalam kasus pertumbuhan, beberapa industri telah meningkat pesat dalam kinerja 2044, seperti industri makanan dan minuman (9,9 persen), industri kimia (9,9 persen), elektronik (0,2,3 persen), logam dasar (5,3,3 persen), TPT (3,3 persen) dan 6,8 persen).
Untuk TPT dan sepatu, kinerja pertumbuhan 2024 meningkat secara negatif dibandingkan dengan kinerja 2023.
Produksi Indonesia juga mencapai tingkat tinggi pada Februari 2025, yaitu 53,6. Situasi ini adalah tempat tertinggi setelah India setelah india.
Jika terperinci, indeks komponen produksi -PMI Indonesia terutama di zona ekspansi dengan produk 54,4; Total Pertanyaan 54.8; Karyawan 53; Cadangan barang yang jelas 51.7; Dan pasokan input produk 44.1. Hanya elemen ekspor yang terletak di zona kontrak dengan tingkat 49,4.
Mr. Mullan percaya bahwa efisiensi keseluruhan menggambarkan produksi dan aktivitas Indonesia yang mampu hidup, dan bahkan menunjukkan penguatan.
“Ini adalah dasar dari optimisme Anda yang Anda butuhkan untuk melindunginya. Ini adalah sesuatu yang positif, tentu saja kita harus melindunginya bersama.
Leave a Reply