Jakarta (Antara) – Presiden Asosiasi Migrasi Indonesia (DRA) Hariyanto Suwarno mengatakan bahwa alasan ekonomi mendorong banyak warga negara Indonesia (WNI), khususnya dari pedesaan, untuk memilih untuk bekerja di luar negeri sampai ada korban tindakan kriminal manusia (TPPO).
“Secara umum, faktor utama yang mendorong orang untuk bekerja di luar negeri sebagai pekerja migran dan jatuh ke bagian manusia pada manusia adalah faktor ekonomi,” kata Hariyanto di Antara yang menghubunginya di Jakarta pada hari Jumat.
Dia mengatakan, berdasarkan data yang dimiliki oleh partainya, bahwa ketidaksetaraan ekonomi berada di pedesaan karena kemiskinan besar pengangguran.
Pekerjaan minimum di negara ini juga disebabkan oleh berbagai bagian, seperti transformasi negara dan dampak perubahan iklim yang sangat besar, katanya.
Oleh karena itu masalah -masalah ini membuat komunitas penangkapan ikan pesisir, misalnya, memilih untuk bekerja di luar negeri dengan kapal asing, mengatakan.
“Sayangnya, pada saat ini, faktor -faktor perlindungan karyawan di sektor penangkapan ikan sangat minim. Misalnya, dengan faktor sosial, tanggung jawab sosial, lembaga penegak hukum, dll.
Deklarasinya mengacu pada data ledakan yang menunjukkan bahwa sebagian besar korban TPPO adalah kru (ABK), setelah para korban TPPO dari jaringan dan pekerja migran yang merupakan pekerja rumah tangga di luar negeri.
Di tengah -tengah keadaan ini, ruang lingkup kerja di luar negeri memiliki kecenderungan untuk mendorong orang untuk memilih untuk bekerja di luar negeri, katanya.
“Pemberitahuan besar di sektor kerja juga mendorong orang untuk bekerja di luar negeri, bahkan jika perlindungannya minimal,” tambahnya.
Leave a Reply